Buntut Rusuh di AMP Surabaya, 5 Anggota TNI Ditindak

Skorsing diberikan buntut insiden ketegangan di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya.
Pangdam V/Brawijaya R. Wisnoe Prasetja Boedi. (Foto: Antara/ Humas Polda Jatim)

Surabaya - Kodam V Brawijaya menjatuhkan skorsing terhadap lima anggotanya. Skorsing diberikan buntut insiden ketegangan di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya, Jalan Kalasan Surabaya, Jumat 16 Agustus lalu.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) V/Brawijaya Letkol Arm Imam Haryadi membenarkan terkait pemberian sanksi terhadap lima anggotanya.

"Diskorsing dari jabatannya. Jadi sementara dibebastugaskan, dinonaktifkan," ungkapnya, Minggu 25 Agustus 2019.

Skorsing bebas tugas diberikan untuk memudahkan penyelidikan yang dilakukan polisi terkait kasus pengepungan dan dugaan ucapan rasisme di AMP Surabaya.

"Ini dalam rangka mempermudah penyidikan. Kemudian juga mempertimbangkan jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Imam.

Dia mengaku, sanksi diberikan setelah ditemukannya pelanggaran disiplin. Mereka, kata dia, bertindak secara emosional di depan AMP Surabaya dan terlihat jelas dalam video yang beredar dan viral di media sosial.

"Yang jelas sudah keliatan dalam video tersebut, dia tidak menampilkan jati diri seorang aparat, dia marah-marah, dan makian-makian," ujarnya.

Ia menegaskan pimpinan sudah menyampaikan saat di lapangan haruslah lebih mengedepankan cara-cara komunikasi yang baik dan persuasif.

Hari Jumat sudah diperiksa empat orang. Satu orang tidak datang yang dari FPI karena lagi ada di Jakarta

"Itu tidak boleh, sementara perintah kita kan jelas, dalam metode kami kan jelas komunikasi sosial," papar dia.

Terkait masa penonaktifan lima anggota tersebut, Imam tidak memastikan. Ia mengatakan hal tersebut tergantung pada proses penyidikan yang tengah dilakukan oleh Pomdam V/Brawijaya.

"Penyelidikan sudah selesai, berkas penyelidikan sudah masuk. Saat ini pada tingkat penyidikan, di internal Pomdam V/Brawijaya," beber dia.

Imam juga membantah skorsing terkait dugaan ucapan rasisme oleh oknum TNI saat aksi di depan AMP Surabaya. Ia menegaskan terkait rasisme menjadi ranah kepolisian untuk menyelidiki.

"Tidak, kalau ujaran rasisme, rasial itu di video tersebut, itu kita serahkan prosesnya di Polda. Memang posisi saat itu kan sangat ramai, asal suara itu kan tidak jelas, tidak serta merta kita menyalahkan si ini, nanti penyidikan tersebut kita percayakan ke kepolisian," tegasnya.

Lima anggota TNI yang dinonaktifkan sementara salah satunya adalah Danramil 0831/02 Tambaksari Mayor Inf NH Irianto.

Periksa Korlap Aksi

Sementara itu, Polrestabes Surabaya telah memeriksa empat orang korlap aksi di AMP Surabaya.

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Sudamiran mengatakan, empat orang yang sudah diperiksa yakni Tri Susanti dari FKPPI, Dj Arifin dan Aruka Djaswadi dari Sekber Benteng NKRI, serta Basuki dari Pemuda Pancasila.

"Hari Jumat sudah diperiksa empat orang. Satu orang tidak datang yang dari FPI karena lagi ada di Jakarta," ungkapnya.

Adapun korlap dari FPI yang tidak hadir dalam pemeriksaan yakni Agus Fachruddin.

Ia menegaskan polisi serius mengawal kasus ini sebagai penegakan hukum sesuai aturan yang berlaku. []

Berita terkait
Kodam Brawijaya Usut Keterlibatan TNI di AMP Surabaya
Kodam V/Brawijaya menyelidiki indikasi keterlibatan TNI dalam insiden di Asrama Mahasiswa Papua (AMP).
Kapolda: Dua Pelaku Perusakan Bendera di AMP Surabaya
Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Luki Hermawan menyebut dua pelaku perusakan bendera Merah Putih di depan Asrama Mahasiswa Papua.
Fadli Zon: Perlu Investigasi Kasus di AMP Surabaya
Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menyampaikan perlunya investigasi mendalam kasus yang terjadi di Asrama Mahasiswa Papua (AMP) Surabaya.
0
Ini Daftar Lengkap Negara Peserta Piala Dunia FIFA 2022 Qatar
Daftar lengkap 32 negara yang akan bermain di putaran final Piala Dunia FIFA 2022 Qatar November - Desember 2022