Bunga Krisan Kulon Progo Tembus Pasar Ekspor

Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, dalam waktu dekat pasar ekspor tujuan negara Jepang.
Bisnis bunga di Agrowisata Kebun Bunga Krisan di Kecamatan Samigaluh Kulon Progo, kini semakin menanjak. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, dalam waktu dekat pasar ekspor tujuan negara Jepang. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo - Bisnis bunga di Agrowisata Kebun Bunga Krisan di Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, kini semakin menanjak. Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, dalam waktu dekat pasar ekspor tujuan negara Jepang.

Penjajakan tengah dilakukan, dengan diawali uji sampel produk. Dari informasi yang diperoleh dari Kedutaan Jepang, sampel bunga krisan dari Samigaluh sudah diterima.

"Ini pertanda baik bagi kami. Penyiapan lahan sudah mulai dilakukan," ujar Ketua Asosiasi Pengelola Bunga Krisan Seruni Menoreh, Suharso di Samigaluh, Selasa 30 Juli 2019.

Dia menjelaskan, peluang ekspor bunga krisan ke Jepang sangat besar. Jepang merupakan negara dengan empat musim, sehingga bunga krisan tidak bisa setiap waktu ditanam di sana. Diperkirakan, ekspor bisa dilakukan pada bulan Desember, karena penanaman akan dimulai pada bulan September.

Suharso menambahkan, harus dibedakan, antara lahan untuk lokal dan ekspor. Ketentuan ekspor memang lebih ketat, karena mutu harus dijaga. Untuk komoditas ekspor, harus zero kutu dan penyakit. 

Standar lain yang harus dipenuhi, yaitu harus delapan kuntum bunga, kemekaran baru 30 persen, berat 100 gram per tangkai, dan panjang batang harus 75 sentimeter.

"Bunga yang bisa diekspor, hanya bunga yang berwarna kuning dan putih, dengan varietas kinanti dan puspita nusantara," ujarnya.

Dia menargetkan, Seruni Menoreh mampu mengekspor 600.000 tangkai ke Jepang per bulannya. Dibutuhkan lahan dua hektare lahan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Pada tahun ini, lahan yang disiapkan untuk ekspor, seluas 700 meter persegi dengan tujuh unit kubung bunga krisan. Sementara pada tahun 2020, disiapkan lahan 6.000 meter persegi, dengan 40 sampai 50 unit kubung.

Sudah diujicoba varietas baru bunga krisan ini, dan tengah dikaji mana yang cocok dengan harapan bisa diadopsi

"Kami juga akan mengikuti standar dari Jepang, agar permintaan dari sana bisa terpenuhi. Jika bisa mengekspor ke Jepang, maka akan membuka jalan ekspor ke negara lain, karena Jepang merupakan negara paling ketat dalam kualitas," jelasnya.

Suharso menjelaskan, hingga saat ini, kelompoknya baru memiliki 86 unit kubung, yang mayoritas diperuntukan bagi pasaran lokal. Itupun belum bisa memenuhi permintaan pasar. Hanya mampu terpenuhi 15-20 persen saja.

Menurutnya, produk bunga krisan dari pengelola Seruni Menoreh, banyak dikirim ke berbagai wilayah, seperi Kotabaru, Bantul, Wates, Purworejo. 

Bunga ini banyak digunakan untuk dekorasi pengantin, hotel, dan karangan bunga. Bunga yang ditanam untuk memenuhi permintaan lokal, seperti varietas puspita nusantara, bacardi, marimar, yulimar, dll.

"Bunga krisan untuk pasar lokal, tidak seketat Jepang. Dengan empat sampai lima tangkai sudah bisa diterima. Umumnya pasar juga suka warna kuning dan putih, karena warna dasar yang harus ada. Ukurannya 80-90 sentimeter," ungkapnya.

Dia menjelaskan, sekali panen, satu kubung di Seruni Menoreh, mampu menghasilkan Rp 6 juta-Rp 7 juta. Hal ini cukup menguntungkan petani.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kulonprogo, Aris Nugraha mengatakan pengembangan akan terus dilakukan di Agrowisata Kebun Bunga Krisan agar semakin menarik baik yang kebetulan mampir atau memang berniat berkunjung.

"Dari pusat, khususnya Direktorat Tanaman Buah dan Flori Kultura sudah melaksanakan sosialisasi varietas krisan baru, untuk menambah varietas krisan," ujarnya.

Aris menambahkan, varietas di petani hanya sekitar delapan jenis bunga krisan. Padahal dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) sudah memproduksi 110 varietas unggul nasional krisan.

"Sudah diujicoba varietas baru bunga krisan ini, dan tengah dikaji mana yang cocok dengan harapan bisa diadopsi," ujarnya.

Dia mengharapkan, krisan di Kulon Progo ini bisa menjadi kawasan agrowisata unggulan dan menjadi salah satu ikon wisata unggulan di Samigaluh.

Pengunjung membawa oleh-oleh bunga krisan, baik dalam bentuk masih bunga atau olahan. Sebagaimana diketahui, di Samigaluh sudah ada wisata unggulan yaitu Nglinggo dan Tritis.[]

Baca juga:

Berita terkait