Samosir Cocok Jadi Percontohan Tanaman Sereh Wangi

Samosir, sebuah pulau di tengah Danau Toba cocok untuk percontohan penanaman sereh wangi.
Kepala Departemen Marturia HKBP Pdt Dr Anna Ch Vera Pangaribuan saat melakukan penanaman sereh wangi di Samosir, Sabtu 29 Juni 2019. (Foto: Tagar/Tonggo Simangunsong)

Medan - Samosir, sebuah pulau di tengah Danau Toba cocok untuk percontohan penanaman sereh wangi. 

Hal itu dikatakan Pendeta Lisker Sinaga seusai ibadah penanaman pohon tersebut di HKBP Distrik VII Samosir, tepatnya di HKBP Ambarita Ressort Ambarita, Kabupaten Samosir pada Sabtu 29 Juni 2019.

Menurut Lisker, penanaman cocok di daerah yang tanahnya tidak lembab atau lahan yang kering. "Samosir dapat menjadi percontohan penanaman sereh wangi, tentunya berbicara mengenai hasil sebaiknya ada dulu lahan sekurang-kurangnya 15 hektare, yang akan dikelola secara bergantian," jelasnya, seperti dalam siaran pers yang diterima Tagar, Minggu 30 Juni 2019.

Menurutnya, lahan 15 hektare itu juga tidak mesti harus di satu tempat, tetapi di beberapa tempat. Panen pertama akan dilaksanakan pada bulan ke enam dan setelah itu akan dilanjutkan tiga bulan berikutnya dan seterusnya.

"Sereh wangi dapat dipanen selama lima tahun, kemudian dapat ditanam kembali seperti menanam pada awalnya. Jarak tanaman yang baik adalah 1 m x1 m," jelasnya.

Kita diajak untuk mengusahakan dan memelihara bukan hanya menguasai secara fisik untuk kepentingan pribadi kita,

Setelah pemaparan materi pembuatan kompos dan penanaman, acara dilanjutkan dengan penyerahan bibit pohon dan sereh wangi kepada HKBP Distrik VII Samosir.

Dilakukan juga penanaman pohon di sekitar gereja dan sekitar lingkungan gereja, pohon durian, jambu, jeruk dan tanaman buah lainnya. Setelah ditanam, acara makan bersama juga dilaksanakan di depan gereja HKBP Ambariita.

Sebelumnya, Pendeta Rein Justin Gultom, selaku Pendeta Ressort HKBP Ambarita mengajak umat untuk menjaga lingkungan.

"Kita diajak untuk mengusahakan dan memelihara bukan hanya menguasai secara fisik untuk kepentingan pribadi kita," kata dia dalam khotbahnya.

Belajar dari pengalaman pada tanggal 13 Desember 2018, HKBP Ambarita, khususnya perumahan pendeta ressort dan sekitarnya dilanda banjir bandang dari bukit yang berada di belakang rumah pendeta.

Menurutnya, ini tentunya tidak terjadi begitu saja, tetapi ada faktor penyebabnya. Rusaknya lingkungan tidak terlepas dari tindakan manusia. Jika manusia merusak lingkungan maka ia sedang merusak dirinya sendiri.

Kepala Departemen Marturia HKBP Pdt Dr Anna Ch Vera Pangaribuan, seusai ibadah menjelaskan Eko Pastoral Care, yaitu ibadah bersama untuk memperingati kelestarian lingkungan hidup, yang sudah dimulai sejak 2 Juni 2019, di antaranya penaburan bibit ikan di kawasan Danau Toba, 18 Juni 2019, penanaman bibit pohon dan sereh wangi di beberapa distrik di kawasan Danau Toba.

Pada 5 Juli 2019, akan digelar seminar sehari di HKBP Distrik XI Toba Hasundutan yang diharapkan dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). [] 

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.