Budayawan Asal Jombang Buat Dupa Herbal Anti Corona

Dupa herbal buatan Samsul Yudoyono asal Jombang mengandungan ekstrasi 33 jenis bahan herbal.
Budayawan asal Jombang Samsul Yudoyono menunjukkan dupa herbal anti corona buatannya. (Foto: Istimewa/Tagar)

Kediri - Budayawan asal Jombang, Jawa Timur, Samsul Yudoyono membuat dupa herbal yang diyakininya bisa menangkal Covid-19 atau virus corona. Samsul memberi nama dupa herbal racikannya nama Singo Maruto.

Samsul mengatakan jika dupa buatannya ini bertujuan untuk membantu tugas pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Ia menjelaskan di dalam kandungan dupa tersebut terdapat ekstrasi 33 jenis bahan herbal.

Tidak semua herbal bisa dicampur langsung, ini merupakan kombinasi hasil seleksi

"Diantaranya jahe, kapulogo, merica hitam, serai, keninga, kemukus, temulawak serta bahan lainya. Proses pembuatan dupa herbal anti virus butuh waktu cukup lama," ujarnya

Ia mengaku pembuatan dupa herbal memakan waktu karena perlu ketelitian dan kecermatan dalam meramu kandungan herbal. Ia mengaku satu stik dupa diperlukan waktu kurang lebih satu setengah jam pembuatan .

"Tidak semua herbal bisa dicampur langsung, ini merupakan kombinasi hasil seleksi," kata dia.

Ia mengaku di tengah pandemi Covid-19, dirinya sudah membagikan produk dupa herbal tersebut untuk kepentingan sosial. Bahkan, dirinya mengklaim turut serta berperan aktif dalam membantu proses penyembuhan penderita Covid-19.

"Saya sudah melakukan kunjungan baksos diberbagai daerah, antara lain Tulunganggung, Blitar, Wonogiri dan Batam. Karena produk ini belum dibuat dengan skala massal, maka saya mencari pelaku utama bersinggungan langsung dengan penanganan Covid-19 lalu saya bantu," kata dia.

Lebih lanjut, ia memastikan jika dupa herbal anti virus buatanya ini tidak memiliki keterkaitan dengan kekuatan mistis. Untuk mencegah penyebaran virus, kata dia, dupa ini dibakar dalam ruangan. Asap dari dupa tersebut memiliki khasiat untuk memproteksi serangan virus dan menambah daya imun seseorang apabila dihisap.

"Kalau dupa baik dalam bentuk stik mau pun kerucut itu digunakan untuk sterilisasi ruangan. Bahkan asap ini ketika dihisap seseorang itu bagus, bahkan menjadi imun. Anak kecil pun juga baik, bahkan bisa sehat," kata dia.

Ia menganjurkan untuk membakar dupa stik sehari tiga kali, dalam hitungan setiap delapan jam.

"Ini tidak ada kaitannya dengan spiritual, murni asapnya kita pakai untuk sterilisasi virus. Ini bentuk keprihatinan kita sumbangsih untuk NKRI," kata dia.

Destinasi Wisata Bunder Banyuwangi Rugu

Terhitung hampir 2 bulan seluruh destinasi wisata di Kabupaten Banyuwangi tutup total karena pandemi virus corona atau Covid-19. Akibat penutupan tersebut, pelaku wisata di Kabupaten Ujung Timur Pulau Jawa ini, merugi hingga ratusan juta rupiah.

Seperti di destinasi wisata Bansring Underwater (Bunder) Banyuwangi ini. Salah satu destinasi wisata andalan kabupaten berjuluk Sunrise of Java, ini terpaksa tutup total mengikuti intruksi dari pemerintah untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

“Kita tutup total sejak tanggal 10 Maret lalu, sesuai surat edaran dari pemerintah. Selama 1 setengah bulan praktis kita tidak meneriam kunjungan wisatawan. Sehingga terpaksa teman- teman yang ikut mengelola Bansring Underwater ini mencari pekerjaan lain,” ujar Pengelola Destinasi Wisata Bansring Underwater, Ihwan Arif, Selasa, 21 April 2020.

Menurut Ihwan, saat ini hanya ada beberapa pegawai tetap beraktivitas di destinasi wisata Bunder. Mereka menggunakan penutupan wisata tersebut untuk melakukan perbaikan lokasi wisata.

“Ini hanya ada beberapa pegawai saja masih kita gunakan. Itupun kegiatanya hanya untuk melakukan perbaikan spot-spot wisata rusak saja. Setelah perbaikan selesai terpaksa kita harus merumahkan mereka, jika masih ditutup,” tambah Ihwan Arif.

Sementara itu, untuk karyawan lainya terpaksa saat ini beralih profesi. Mereka kata Ihwan, kembali menjadi nelayan merupakan profesi awal yang ditekuni sebelum bergelud di dunia pariwisata.

“Mereka sebagian besar saat ini beralih menjadi nelayan. Ada yang menjadi nelayan ikan hias, ada juga yang menjadi nelayan ikan untuk konsumsi. Sehingga hal ini membantu untuk menopang perekonomian mereka,” kata Ihwan.

Akibat penutupan ini, destinasi wisata Bansring Underwater, kehilangan pendapatan hingga Rp 500 juta.

”Selama penutupan ini total kerugian yang kita alami sebesar Rp, 500 juta. Itu kita kalkulasi pentutupan selama awal Maret hingga pertengan April 2020 kemarin,” ujar Ihwan Arief

Ihwan mengaku jika penutupan destinasi wisata ini dilakukan hingga bulan Juni, maka kerugian yang dialami pengelola destinasi wisata akan lebih besar. Sebab pada bulan Mei hingga Juni ini ada libur Hari Raya Idul Fitri yang merupakan menjadi puncak kunjungan wisatawan di Bansring Underwater.

“Jika hingga bulan Juni tetap ditutup maka kita pastikan akan kehilangan pendapatan Rp. 1,2 miliar. Kerugian ini mengacu pada pendapatan pada tahun 2019 lalu sebelum pandemi Covid-19. Sehingga jika kita total kerugian mulai bulan Maret hingga Juni nanti diperkirkan mencapai Rp 1,7 miliar lebih,” kata Ihwan Arif.

Ihwan Arif menambahkan hingga kini belum ada bantuan atau kebijakan dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terhadap pelaku dan destinasi wisata terdampak Covid-19 ini. Diharapkan pemerintah segera mengambil kebijakan untuk keberlangsungan wisata di Banyuwangi.

Pemerintah Banyuwangi sendiri mengklaim telah memberikan jaring pengaman sosial berupa paket sembako ke seluruh pelaku wisata di daerah yang terdampak Covid-19. Jaring pengaman sosial itu, dibagikan secara bertahap ke seluruh pelaku wisata.

“Kita terus memberikan bantuan jaring pengaman sosial kepada pelaku wisata yang terdampak covid-19. Semuanya kita berikan, untuk tahap awal ini ada sekitar 250 pelaku wisata sudah kita berikan. Selanjutnya jaring pengaman sosial berupa sembako terus kita lakukan,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Anas belum bisa memastikan kapan destinasi wisata ini akan dibuka kembali. Sebab hingga saat ini penyebaran covid-19 ini masih cukup masif.

”Kita menunggu kondisi mereda. Jika sudah kondusif dan penyeberan Covid-19 sudah hilang, langsung kita buka seluruh destinasi wisata yang ada di Banyuwangi,” ucap Anas.

Destinasi wisata Bansring Underwater, sendiri merupakan salah satu destinasi wisata andalan Banyuwangi. Wisata bahari yang berada di kawasan Selat Bali itu, selain menyuguhkan indahnya pemandangan laut Selat Bali, para wisatawan juga diajak untuk melakukan konservasi laut, berpa transflantasi trumbu karang dan klinik hiu. []

Berita terkait
Warga Berdesakan di Acara Lumbung Pangan Jatim
Ratusan warga Surabaya mengantre sejak pukul 08.00 Wib harus berdesak-desakan di acara Lumbung Pangan Jawa Timur di JI Expo.
Wali Kota Malang Masih Berharap Penerapan PSBB
Wali Kota Malang Sutiaji meminta Pemprov Jatim untuk memfasilitasi penerapan PSBB di wilayah Malang Raya.
Pandemi Covid-19 Ujian Bagi Kartini di Jawa Timur
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku ujian besar bagi kaum perempuan di saat pandemi Covid-19 perannya sangat bermanfaat.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.