Brimob China Ganteng Mirip Artis Korea

Tiga anggota yang menjadi korban hoaks, Brimob China, hadir di jumpa pers di Mabes Polri. Salah satunya ganteng mirip artis Korea.
Briptu Andre Iroth, korban hoaks Brimob China. (Foto: Instagram)

Jakarta - Tiga anggota polisi yang menjadi korban berita bohong atau hoaks, Brimob China, hadir saat jumpa pers di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat 24 Mei 2019. 

Mulanya, anggota Brimob yang mendapat tugas mengamankan aksi pada 21 Mei 2019 tersebut hadir dengan memakai penutup wajah dan helm. Kemudian Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, menjelaskan pengungkapan kasus ini, dan mempersilahkan tiga anggota Brimob tersebut berbicara.

Personil Brimob yang dikerahkan untuk pengamanan rangkaian aksi 22 Mei adalah murni personil Brimob dari negara Indonesia.

Lalu, ketiganya membuka penutup wajah,dan mengatakan berasal dari Sumatera Utara, bukan China.

"Kami tegaskan lagi bahwa kami adalah asli Brimob, bukan polisi China. Bahwa saya adalah Brimob Sumatera Utara. Saya asli dari Sumatera Utara," Ungkap salah satu anggota Brimob tersebut.

Saat membuka penutup muka, salah satu dari Brimob China tersebut, Briptu Andre Iroth Lendo, tampak masih muda dan ganteng. 

Sontak banyak yang memuji tampang pria yang memang bermata sipit tersebut. Bahkan tidak sedikit yang membandingkan penampilannya dengan artis K-pop (Korea).

Saat foto tersebut menjadi viral akibat hoaks Brimob China, rekan kerjanya membenarkan bahwa itu Briptu Andre Iroth Londo. Dia juga menambahkan kalau bintara angkatan 2013 itu masih bujang. 

Bukan Massa Spontan  

Dua hari sebelumnya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Kadiv Humas Mabes Polri M Iqbal menegaskan bahwa personil Brimob yang dikerahkan untuk pengamanan rangkaian aksi 22 Mei adalah murni personil Brimob dari negara Indonesia.

Iqbal juga membantah kalau anggota Brimob telah menyerang masjid seperti foto-foto yang tersebar di media sosial.

Polri menduga terdapat unsur kesengajaan pada kerusuhan dekat Bawaslu dan Jalan KS Tubun pada 22 Mei dini hari. Bahkan, polisi menyita sejumlah bukti seperti batu-batu dan juga amplop berisi uang dari massa yang diamankan.

"Saya menyampaikan bahwa dari rangkaian tadi peristiwa dini hari tadi bukan massa spontan, bukan massa spontan (dan) bukan peristiwa spontan, tapi peristiwa by design (atau )peristiwa settingan," katanya.

Polri menyebut kericuhan itu bermula dari gesekan massa di depan kantor Bawaslu. Massa tersebut berbeda dengan massa yang menggelar aksi di depan Bawaslu, Selasa 21 Mei 2019, karena massa yang berdemo di depan Bawaslu sudah membubarkan diri sekitar pukul 21.00 WIB. []

Baca juga:

Berita terkait