Jakarta - Segmen usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan pasar potensial bagi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Salah satu yang dikembangkan emiten dengan kode saham BBRI itu adalah melalui produk BRIBrain. Menurut Direktur Utama BRI, Sunarso, BRIBrain merupakan salah satu terobosan BRI dalam mencari dan mengembangkan segmen nasabah ultra mikro atau Umi.
Terobosan teknologi digital tersebut sebagai upaya BRI membantu Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menggerakkan kegiatan ekonomi. “Saat ini inovasi dari BRIBrain difokuskan untuk calon nasabah ultra mikro. Tujuannya membantu peningkatan inklusi keuangan masyarakat, khususnya yang belum memiliki rekening (unbankable), namun sudah menggunakan layanan dari branchless banking BRI yakni AgenBRILink,” ucap Sunarso.
BRIBrain dimanfaatkan untuk semua produk digital lending BRI Grup, di antaranya PINANG, CERIA dan KUR online.
Baca Juga: Realisasi Buyback BRI Hanya Rp 47,25 M dari Komitmen
Dengan terus melakukan transformasi digital melalui inovasi–inovasi, BRI ingin bergerak lebih cepat, menjangkau seluruh calon nasabah di segmen kecil, mikro, hingga ultra mikro. Dengan BRIBrain, Perseroan berharap lebih dapat menguatkan manajemen risiko agar profitabilitas perusahaan tetap tumbuh dan terjaga. Hal ini sesuai semangat go smaller, go faster dan go cheaper.
Sunarso menyebutkan, BRIBrain akan menjadi tulang punggung manajemen risiko grup keuangan BRI. Melalui pengoptimalan teknologi ini, memungkinkan BRI meluncurkan produk–produk digital baru yang terdepan di segmennya. "BRIBrain dimanfaatkan untuk semua produk digital lending BRI Grup, di antaranya PINANG, CERIA dan KUR online," tuturnya.
Sunarso menambahkan, dalam kondisi pandemi seperti saat ini, dibutuhkan terobosan dalam bentuk inovasi teknologi yang dapat menjawab perubahan zaman. BRI menghadirkan BRIBrain yang menjadi bukti bahwa #BUMNMelekPerubahan.
Proses persetujuan kredit yang biasa membutuhlan waktu dua minggu bisa dipangkas dalam hitungan menit lewat BRIBrain.
BRIBrain merupakan suatu platform yang menyimpan, memproses dan mengkonsolidasikan informasi dari berbagai aliran data. Platform teknologi berbasis Big Data dan Artificial Intelligence (Machine Learning) ini menjadi “otak” bagi BRI untuk mengambil keputusan dalam bentuk BRIScore dengan tepat dan presisi. Lewat BRIBrain, Perseroan bisa menyesuaikan layanan/ produk yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan profil customer masing-masing.
BRIBrain memiliki landasan empat pilar Risk Management Framework, yakni BRILink Score, Credit Scoring, Customer Profiling, dan Internal Fraud Score. Untuk BRIlink Score misalnya, dengan dukungan BRIBrain, BRI dapat dengan mudah menghasilkan sistem penilaian secara real time bagi AgenBRILink.
Bahkan, saat yang sama dapat mencari nasabah BRI yang layak untuk ditawarkan menjadi AgenBRILink. Hal ini tentunya ditopang oleh kekayaan data yang dimiliki oleh BRI di antaranya data demografi, transaksi dan perilaku khususnya di segmen terbesar BRI yakni mikro.
Menurutnya, untuk credit scoring, BRIBrain memungkinkan BRI menghasilkan penilaian lebih akurat dengan mengandalkan data historikal pinjaman dan membentuk data behavioral transaksi yang sangat besar. "Proses persetujuan kredit yang biasa membutuhlan waktu dua minggu bisa dipangkas dalam hitungan menit lewat BRIBrain," kata Sunarso.
Baca Juga: Restrukturisasi Kredit, BRI: UMKM Jangan Sampai Mati
Pada Customer Profiling, BRIBrain memberikan informasi profil nasabah dan rekomendasi produk perbankan yang relevan untuk nasabah tersebut berdasarkan data. Melalui internal fraud score, BRIBrain juga mampu dengan memberikan informasi secara real time mengenai nasabah yang terkena praktek penipuan, yang akan melakukan praktek penipuan maupun penilaian prediksi akan terjadinya penipuan berdasarkan anomali transaksi. []