TAGAR.id, Jakarta - Harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) pada perdagangan Kamis, 20 April 2022, mencapai level all time high (ATH) di angka Rp 4.870/saham dengan nilai kapitalisasi pasar tembus ke atas Rp 740 triliun.
BBRI melesat 6,13% dan ditutup di level Rp 4.850/saham dengan kapitalisasi pasar Rp 735 triliun. Level ini sekaligus menjadi level penutupan tertinggi sepanjang sejarah BBRI.
Transaksi di saham BBRI pada hari itu juga terpantau ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp 1,92 triliun setelah seharian ditransaksikan di zona hijau.
Saham BBRI memang uptrend sejak awal tahun. Tercatat secara year to date (ytd) harga saham BBRI telah naik 18%.
Untuk sekelas saham dengan nilai kapitalisasi pasar besar seperti BBRI, kenaikan harga lebih dari 10% dalam kurun waktu hitungan bulan tergolong fantastis.
Adapun BBRI juga menjadi saham paling banyak diborong asing dengan nilai net buy Rp 9,1 triliun sepanjang tahun ini, sementara untuk perdagangan hari ini asing memborong BBRI dengan nilai fantastis yakni Rp 747 miliar di pasar reguler.
Adanya inflow asing dengan nilai jumbo ini menjadi katalis positif buat harga saham BBRI.
Beberapa capaian yang ditorehkan oleh BBRI belum lama ini adalah masuk ke dalam indeks ESG Leader terbaik.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan, laba bersih tersebut meningkat 66,53% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya senilai Rp 18,65 triliun.
Sedangkan, secara individual (bank only), BRI mencatatkan perolehan laba bersih senilai Rp 32,21 triliun per Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 18,35 triliun, atau meningkat 75,53%.
Meningkatnya perolehan laba bersih perseroan sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga menjadi sebesar Rp 143,52 triliun pada akhir 2021 dari tahun sebelumnya Rp 135,76 triliun.
Adapun, beban bunga tercatat sebesar Rp 29,43 triliun dari tahun sebelumnya Rp 42,18 triliun. Sehingga, secara konsolidasian, pendapatan bunga bersih emiten bank bersandi BBRI ini senilai Rp 114,09 triliun, naik sebesar 21,91% dari sebelumnya Rp 93,58 triliun.
Sepanjang tahun 2021, perseroan menyalurkan kredit secara konsolidasian sebesar Rp 994,41 triliun, naik 5,36% dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 943,79 triliun.
Kenaikan ini sejalan dengan meningkatnya total aset perseroan menjadi Rp 1.678 triliun per akhir Desember 2021 dari tahun sebelumnya Rp 1.610 triliun.
Dari sisi rasio kredit bermasalah ataunon performing loan(NPL)grossperseroan tercatat mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2021 di level 2,98% menjadi 3,08%. Sedangkan, NPLnetsedikit mengalami perbaikan dari 0,80% menjadi 0,70%.
Sementara itu, marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) BBRI tercatat tumbuh 6,89% pada Desember 2021 dari tahun sebelumnya 6% dengan rasio simpanan terhadap pinjaman atauloan to deposit ratio/LDR) di level 83,67% pada Desember 2021, tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya di level 83,66%.[]
