Bobby Nasution: Mengenai Politik Dinasti, Itu Salah

Bobby Afif Nasution resmi diusung PDIP sebagai calon Wali Kota Medan periode 2020-2024.
Bobby Afif Nasution bersama dengan Aulia Rahman ketika di kantor PDIP Sumatera Utara, Selasa, 11 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Bobby Afif Nasution resmi diusung PDIP sebagai calon Wali Kota Medan periode 2020-2024. 

Dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak ini, dia berpasangan dengan Aulia Rahman, yang merupakan kader Partai Gerindra.

Rekomendasi langsung diberikan kepada mereka berdua di kantor DPD PDIP Sumatera Utara, Jalan Jamin Ginting, Kota Medan, Selasa, 11 Agustus 2020.

Menantu Presiden Joko Widodo itu mengaku sangat optimis bisa menjalankan program yang telah direncanakan dan disusunnya bersama Aulia Rahman. 

Dia juga mengaku berjuang mengikuti tahapan seleksi yang telah diterapkan oleh partai.

"Mengenai politik dinasti, itu salah. Saya pastikan bahwa dari awal, saya ikuti tahap seleksi cakada PDIP," katanya.

Dia menyebut, mengikuti tahap demi tahap seleksi dan sampai akhirnya terpilih sebagai calon Wali Kota Medan.

"Meskipun saya menantu presiden, tahapan saya lakukan. Karena itu kewajiban saya untuk mengikutinya," kata Bobby.

Bobby menegaskan dirinya mempunyai hak untuk mengikuti pilkada, meskipun sebagai menantu presiden.

"Saya juga punya hak memilih dan untuk dipilih. Saya berniat untuk membangun Kota Medan. Itu tujuan saya ikut Pemilihan Wali Kota Medan," terangnya.

Program Islamic Center

Kesempatan itu Bobby mengutarakan rencananya membangun gedung Islamic Center yang berada di kawasan Medan bagian utara. 

Menurutnya, pembangunan gedung itu akan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Dia menyebut rencana pembangunan Islamic Center merupakan hasil diskusinya bersama tim beberapa bulan lalu. 

Tujuannya untuk masyarakat dan itu merupakan aspirasi dari masyarakat.

Paslon yang diusung oleh Ibu Ketum, mereka adalah orang yang mumpuni dan bisa mendekati masyarakat

"Insyaallah, kami akan membangunnya, karena itu akan menjadi sumber peningkatan perekonomian dan peradaban manusia. Dengan kolaborasi, kami harus ikut membangunnya, kami akan melibatkan semua elemen untuk pembangunan Islamic Center itu," ungkapnya.

Baca juga:

Proses Seleksi

Ketua DPD PDIP Sumatera Utara Djarot Saiful Hidayat mengatakan, Bobby Afif Nasution telah mengikuti proses seleksi secara formal dan akhirnya terpilih sebagai calon Wali Kota Medan.

"Bobby mengikuti proses secara formal, partai tidak melihat siapa orangnya, tidak ada perlakuan khusus kepada seluruh calon, termasuk dengan Mas Bobby. Partai mempunyai kebutuhan untuk melahirkan calon pemimpin ke depan untuk suatu kebaikan," tegas Djarot.

Menurutnya, sosok Bobby adalah orang yang siap membawa perubahan di Kota Medan. 

Bahkan dia telah banyak belajar dari Bupati Banyuwangi untuk dapat membangun suatu daerah.

"Bobby mempunyai niat untuk membangun daerah, bahkan dia diam-diam telah ke Banyuwangi dan bertemu dengan Bupati Banyuwangi. Dia belajar bagaimana caranya membangun daerah. Kemudian, dalam waktu dekat mereka juga akan ke Semarang untuk belajar di sana," ungkapnya.

Kenapa memilih Bobby Afif Nasution dan Aulia Rahman di Pilkada Medan, menurut Djarot, karena kota ini sudah jauh tertinggal dari daerah lainnya.

"Kota Medan agak tertinggal dengan daerah lain. Jadi kami pilih yang benar-benar mau melakukan perubahan, konsep pembangunan Kota Medan ke depannya harus lebih jelas," tuturnya.

Selain itu, Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDIP juga menyebut bahwa Sumatera Utara sangat tinggi tingkat korupsinya dan yang terjerat kasus hukum juga banyak. 

Untuk itu, mereka akan membangun pemerintahan yang bersih.

"Ibu Ketua Umum memohon maaf, ibu menyebut bahwa fakta menunjukkan bahwa tingkat korupsi di Sumut sangat tinggi. Makanya, kami akan membangun pemerintahan yang bersih," terangnya.

Sekretaris DPD PDIP Sumatera Utara Sutarto menambahkan, kader partai akan solid mendukung kandidat yang telah direkomendasikan DPP untuk ikut kontestasi pilkada serentak.

Menurut dia, program pasangan calon juga harus bisa menjembatani kepentingan rakyat. 

Pasangan calon harus bisa mendekati apa yang diharapkan masyarakat. 

"Paslon yang diusung oleh Ibu Ketum, mereka adalah orang yang mumpuni dan bisa mendekati masyarakat. Mereka harus bisa membangun daerah dan membangun sumber daya manusia," tandasnya.[]

Berita terkait
Bobby di Medan, Gibran di Solo, Politik Dinastikah?
Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi Covid-19, ditambah lagi munculnya para calon kepala daerah dari kerabat para pejabat.
PA 212: Politik Dinasti Sudah Menular ke Ma'ruf Amin
Novel Bamukmin memandang politik dinasti keluarga besar Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah menular kepada keluarga Wakil Presiden Maruf Amin.
Politik Dinasti Zaman Jokowi Terparah Sepanjang Masa
Novel Bamukmin menilai politik dinasti di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi perjalanan politik terparah sepanjang masa.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.