Jakarta - Kepala Badan Nasional Penganggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafli Amar, mengatakan perlu adanya literasi perdamaian dan wawasan kebangsaan untuk masyarakat demi menguatkan keberagaman.
Dampak yang ditimbulkan dari tindak pidana terorisme mengakibatkan kerugian yang besar terhadap negara, dan trauma bagi masyarakat.
"Untuk mencegah meningkatnya aksi maupun korban terorisme di tanah air, negara bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan masyarakat, inilah yang BNPT lakukan guna menjalankan amanat tersebut," kata Boy di situs resmi BNPT, Kamis, 17 Juni 2021.
BNPT bersama seluruh stakeholder akan terus bekerja menanggulangi ancaman terorisme di Indonesia dengan menguatkan wawasan kebangsaan untuk seluruh kalangan.
Boy menjelaskan, para saat ini kelompok radikal kerap menjadikan teknologi terutama media sosial untuk menyebarkan ujaran kebencian dan pemahaman ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila.
"Untuk itu, BNPT bersama seluruh stakeholder akan terus bekerja menanggulangi ancaman terorisme di Indonesia dengan menguatkan wawasan kebangsaan untuk seluruh kalangan," ujarnya
Menurutnya, Terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan yang berpengaruh terhadap stabilitas nasional, cepatnya perkembangan informasi teknologi secara global yang dapat mengubah dunia juga menjadi tantangan bagi kita semua.
BNPT Holding Perkebunan Nusantara (PTPN III) dan Universitas Sumatera Utara, menggelar Penandatangan Kerja Sama (PKS) pada Selasa (15/6) di Jakarta. Acara ini diikuti oleh 1.300 peserta yang terdiri dari PTPN III dan USU melalui aplikasi zoom meeting.
Hak ini sebagai wujud nyata sinergisitas Badan Nasional Penanggulangan Terorisne (BNPT) dengan Kementerian/Lembaga, Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Civitas Akademik dalam penanggulangan terorisme di Indonesia. []