Sorot Radikalisme, Pemuda Lintas Agama Deklarasi Relawan Pancasila Muda

Kelompok Pemuda Lintas Agama mendeklarasikan Relawan Muda Pancasila (RMP) guna menyoroti ancaman radikalisme di Indonesia.
Kelompok Pemuda Lintas Agama mendeklarasikan Relawan Pancasila Muda (RPM) guna menyoroti ancaman radikalisme di Indonesia. (Foto: Dokumen RPM)

Jakarta - Kelompok Pemuda Lintas Agama mendeklarasikan Relawan Pancasila Muda (RPM) guna menyoroti ancaman radikalisme di Indonesia. Sebab, ancaman itu yang kian mengkhawatirkan.

Kepala Departemen Antar Lembaga DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Teofilus Mian Parluhutan menyebut deklarasi ini merupakan salah satu bentuk kegelisahan pemuda yang menginginkan persatuan dan kesatuan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

Kami akan hadir untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila yang sudah mulai pudar ke lapisan masyarakat agar masyarakat paham dan mengerti akan nilai-nilai ini

"Kita berharap Relawan Pancasila Muda ini bisa menjadi garda terdepan di dalam merawat toleransi, memerangi hoaks dan radikalisme, serta menjadi contoh dalam mengejawantahkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri," kata Teofilus meneruskan keterangan yang diterima Tagar, Kamis, 25 Februari 2021.

Inisiator Relawan Muda Pancasila itu menegaskan agar nilai Pancasila harus tetap dijaga. Tak hanya menilai, dia juga menyayangkan adanya keretakan yang dimulai oleh tindakan-tindakan provokatif oleh pihak tertentu.

Dia mengatakan, radikalisme adalah bentuk pemikiran yang harus dilawan. Menurutnya, pemikiran atau nilai Pancasila cenderung tidak meresap kepada anak-anak muda di masa ini.

Teofilus mengajak dari semua lapisan untuk bersinergi. Langkah yang akan dilakukannya adalah lapisan masyarakat mulai dari tempat tinggal, tempat ibadah hingga kampus untuk menanamkan Pancasila.

"Pada prinsipnya, kami akan hadir untuk menanamkan kembali nilai-nilai Pancasila yang sudah mulai pudar ke lapisan masyarakat agar masyarakat paham dan mengerti akan nilai-nilai ini. Nantinya bisa diamalkan oleh masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, agar Indonesia yang rukun adil dan makmur seperti apa yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini bisa terwujud," kata Teofilus.

Sekadar informasi, beberapa tokoh yang hadir dalam acara deklarasi itu adalah Hamdhan Zoelva, Budi Santoso Tanuwibowo, Pendeta Ronny Mandang, Profesor Philip K Widjaja, Sures Kumar, dan Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo yang diwakilkan oleh Pastor Antonius Haryanto.

Selain itu, hadir pula secara langsung sejumlah perwakilan ketua organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan yakni, PB SEMMI, PB PERISAI, PERADAH, DPP GAMKI, PK, GEMABUDHI, IPTI, dan GEMAKU.[]

Berita terkait
Din Syamsuddin Kritik Pemerintah Bukan Bentuk Radikalisme
Segala bentuk kritik yang dilayangkan ayahanda Din Syamsuddin kepada pemerintah adalah sebagai bentuk ekspresi kecintaan kepada bangsa.
Din Syamsuddin Dituduh Terkait Radikalisme, KASN Tunggu Kemenag
Prof Din Syamsuddin dilaporkan ke KASN dengan dugaan radikalisme. KASN sejauh ini masih memproses pengaduan tersebut.
Bukti Sejarah, Mereduksi Pancasila Membawa Bangsa Terpuruk
Siapapun, termasuk rezim pemerintahan kapan pun, jika menggeser dan mereduksi Pancasila, pasti membawa pada keterpurukan bangsa dan negara.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)