Kulon Progo - Masyarakat di Kabupaten Kulon Progo dihimbau untuk mewaspadai dampak bencana hidrometeorologi yang timbul dari fenomena La Nina. Sekarang ini fenomena La Nina dengan ukuran lemah hingga sedang, tengah terjadi di Indonesia, termasuk juga di wilayah DIY, khususnya di Kulon Progo.
Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan, fenomena alam ini bisa menaikkan intensitas curah hujan 20-40 persen dari kondisi normal. Sehingga berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi mulai dari banjir, tanah longsor hingga angin kencang.
Baca Juga:
Menurut dia, diharapkan pemangku kepentingan dan masyarakat selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang dimungkinkan terjadi yang bersamaan dengan adanya fenomena La Nina. "Untuk meminimalisir dampaknya, bisa diperhatikan kelayakan saluran drainase, kapasitas aliran sungai serta memotong pohon atau dahan yang sudah lebat,” ucap Reni di Kulon Progo, Senin 19 Oktober 2020.
Reni menjelaskan, di Kabupaten Kulon Progo, musim hujan terjadi lebih dulu dari pada wilayah lain di DIY. Awal musim hujan di Kulon Progo khususnya bagian utara, diprediksi terjadi pada Oktober dasarian dua atau sekitar pertengahan bulan. Setelahnya disusul wilayah lain, yaitu Sleman bagian utara dan barat, Kulon Progo bagian selatan, Bantul dan Yogyakarta pada Oktober dasarian tiga atau akhir bulan ini. Untuk wilayah Gunungkidul, diprediksi hujan terjadi pada awal bulan November.
Untuk meminimalisir dampaknya, bisa diperhatikan kelayakan saluran drainase, kapasitas aliran sungai serta memotong pohon atau dahan yang sudah lebat.
Dia mengatakan, memasuki awal musim hujan, potensi penambahan intensitas curah hujan mengikuti wilayah tersebut. Misal, curah hujan di Kulon Progo normalnya sekitar 300 hingga 400 milimeter per bulan, namun adanya La Nina berpotensi menambah 20 hingga 40 persen, artinya berpotensi bertambah sekitar 80 hingga 160 milimeter per bulan. "Dampaknya pada potensi bencana hidrometeorolgi di wilayah Kulon Progo,” jelasnya.
Kepala BMKG Yogyakarta, Agus Riyanto, mengharapkan pemerintah mulai dari tingkap kabupaten hingga kalurahan bisa memanfaatkan informasi dari BMKG terkait fenomena La Nina. Informasi ini bisa menjadi acuan bagi pemangku kebijakan dalam persiapan menghadapi potensi bencana. “Kami ingin hadir dengan memberikan informasi yang cepat, tepat, akurat, luas dan mudah dipahami,” ucapnya.
Baca Juga:
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Peogo, Ariadi mengatakan, pihaknya sudah mengantisipasi fenomena La Nina. Antara lain berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait seperti Kodim 0731, Polres Kulon Progo, Brimob, Basarnas, organisasi perangkat daerah (OPD) dan lainnya.
Dari koordinasi tersebut, disimpulkan jika Kulon Progo sudah menyiapkan diri untuk antisipasi bencana alam hydrometeorologi. Baik dari petugas, juga peralatan yanh disiapkan dari masing-masing instansi di Kulon Progo.
Menurut dia, di Kulon Progo didominasi wilayah perbukitan. "Bencana yang berpotensi terjadi yaitu bencana tanah longsor, dan rawan terjadi di Kapanewon Kokap, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang dan sebagian wilayah di Kapanewon Pengasih," ucap Ariadi. []