Yogyakarta - Persiapan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menghadapi musim penghujan yang mulai terjadi pertengahan Oktober 2020 ini terus dilakukan. Saat ini sudah terpasang early warning system (EWS) atau alat pendeteksi dini terjadinya banjir di sejumlah titik Kota Pelajar.
“Setidaknya ada 16 titik EWS sudah terpasang. Mayoritas berfungsi dengan baik namun satu lainnya dalam perbaikan,” jelas Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta Iswari Mahendrarko, Senin, 12 Oktober 2020.
Menurut dia, 16 EWS itu semuanya terpasang di pinggiran sungai yang mengalir di Kota Yogyakarta. Seperti Sungai Code, Sungai Winongo dan Sungai Gajahwong. “Untuk Sungai Code terpasang di tujuh titik, lalu Sungai Winongo EWS-nya ada empat buah dan Sungai Gajahwong ada lima unit,” imbuh dia.
Baca Juga:
Iswari mengatakan sejauh ini Pusat Pengandalian Operasi (Pusdalops) Bencana pada Pemkot Yogyakata sudah melaksanakan pemantauan kondisi di wilayah-wilayah terutama lokasi rawan ketika hujan turun. Sehingga, saat terjadi bencana, Tim Reaksi Cepat (TRC) yang dimiliki Pusdalops pun siap 24 jam untuk mengantisipasinya. “Secara berkala, kami juga monitoring alat peringatan dini atau EWS untuk memastikan alat berfungsi normal saat digunakan,” ujarnya.
Untuk Sungai Code terpasang di tujuh titik, lalu Sungai Winongo EWS-nya ada empat buah dan Sungai Gajahwong ada lima unit.
Di samping itu, ungkap Iswari, pihaknya pun turut mendorong peran serta masyarakat dalam upaya mitigasi bencana ini. Terlebih, bagi kampung-kampung yang berada di kawasan rawan bencana, seperti pemukiman di pinggir sungai besar, sudah dibentuk satuan Kampung Tangguh Bencana (KTB).
“Jalur evakuasi dan titik kumpul sementara, apabila terjadi bencana banjir, juga telah disiapkan. Lagipula, selain banjir, tanah longsor dan puting beliung pun wajib diwaspadai masyarakat selama musim hujan,” jelas dia.
Dari catatannya, hingga saat ini sudah 115 KTB sudah terbentuk di Kota Pelajar ini. Bagi perkampungan yang belum dibentuk, Iswari mengharapkan pengurus kampung bersama Kaltana (Kelurahan Tangguh Bencana) dapat berperan aktif dalam mensiagakan masyarakatnya menghadapi bencana.
Baca Juga:
“Kami sudah mengimbau kecamatan dan kelurahan, untuk mensosialisasikan pada warga masyarakat di wilayahnya baik lewat pengurus kampung, maupun pengurus KTB dan Kaltana,” jelas dia.
Lebih lanjut Iswari menegaskan, peralatan-peralatan yang dimiliki KTB untuk penanganan bencana, mulai dari kendaraan roda tiga, pompa, genset, chainshaw (gergaji mesin) dan lain sebagainya, harus mulai disiapkan sejak dini. Hal itu, sekaligus untuk memastikan peralatan tersebut bisa berfungsi ketika dibutuhkan.
“Peran KTB harus ditingkatkan intensitasnya seperti pelaporan perkembangan cuaca wilayah ke Pusdalops setiap saat. Kemudian, perbarui perkembangan informasi dari BMKG, baik dari media sosial atau hubungi BMKG terdekat,” papar dia.
Tak lupa pula, lanjut dia, edukasi kepada masyarakat agar selalu waspada saat pergantian musim juga intensif dilakukan. “Kami tekankan pentingnya edukasi, terutama bagi warga yang tinggal di pinggiran sungai rawan banjir, untuk selalu waspada saat hujan turun,” tegas Iswari. []