Yogyakarta – Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi objek wisata pantai di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) diharapkan meningkatkan kewaspadaannya. Sebab berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta pada Desember ini akan mengalami peningkatan curah hujan.
Dengan kata lain, perubahan cuaca di pantai dalam beberapa hari ke depan lebih mencolok. Awalnya pada siang hari cuaca panas, lalu sore atau malam berpotensi terjadi hujan.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan objek wisata pantai di Yogyakarta saat ini masih cukup cerah. Sebab angin baratan masih lambat masuk ke Indonesia khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta. “Hujan masih jarang terjadi walaupun musim hujan sudah masuk wilayah DIY," katanya di Yogyakarta, Kamis, 5 Desember 2019.
Cuaca yang gerah atau panas, kemudian berubah hujan.
Reny memperkirakan untuk beberapa hari ke depan di wilayah pantai akan terjadi hujan pada sore dan malam hari. Untuk itu, BMKG Yogyakarta mengimbau agar wisatawan yang ingin mengunjungi pantai menjaga stamina perihal perubahan cuaca yang berangsur berubah ini. “Cuaca yang gerah atau panas, kemudian berubah hujan,” ucapnya.
Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Etik Setyaningrum menambahkan diprediksi curah hujan sedikit demi sedikit mulai meningkat pada Desember ini. Bila dilihat dari kondisi iklim, maka curah hujan hingga akhir November masih kategori rendah sampai menengah.
"Dan bila dibandingkan dengan kondisi normalnya, maka musim hujan tahun ini mengalami kemunduran hingga 2 hingga 3 dasarian,” ucapnya.
Ia menyampaikan agar masyarakat diimbau untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan pada Desember ini. “Khususnya hujan dalam kategori sedang hingga lebat yang bisa disertai petir dan angin kencang,” katanya.
Etik menjelaskan mundurnya musim hujan karena ada beberapa faktor. Stasiun Klimatologi sudah memprediksi kondisi ini jauh-jauh hari sebelumnya. Yakni angin Monsoon Asia atau angin baratan atau yang banyak membawa uap air diprediksi akan terlambat masuk atau menguat di wilayah Yogyakarta.
Selain itu suhu muka air laut di Indonesia bagian selatan yang sebelumnya telah diprediksi lebih dingin dibandingkan normalnya. Mengakibatkan proses penguapan air laut sulit terjadi sehingga potensi pembentukan awan-awan hujan juga menjadi berkurang yang mengakibatkan pengurangan curah hujan atau curah hujan rendah.[]
Baca Juga:
- SAR Yogyakarta Meragukan Jumlah Droping Air Bersih
- Warga Gunungkidul Minum Air dari Pipa Bocor
- Mitos Pulung Gantung, Marak Bunuh Diri di Gunungkidul