Lhokseumawe – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun I Sultan Iskandar Muda merilis laporan, sebanyak 35 titik panas terpantau di wilayah Aceh dan tersebar di sejumlah daerah.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun I Sultan Iskandar Muda Zakaria, mengatakan berdasarkan hasil pantauan Satelit Terra, Aqua dan Suomi NPP (Sensor Modis), titik panas itu terdapat di sejumlah kabupaten dan kota di Aceh.
“Hal ini disebabkan karena intensitas hujan yang sudah sangat sedikit dan juga suhu udara yang mengalami peningkatan. Saat ini suhu udara telah mencapai 34 derajat celsius sehingga meyebabkan lahan semakin kering,” ujar Zakaria, Minggu, 15 Maret 2020.
Kalau lahan gambut sudah kering, jangankan dengan cara membakar, kena puntung rokok saja bisa terjadi kebakaran hutan
Zakaria menambahkan, masing-masing titik panas tersebut terpantau di Kabupaten Aceh Selatan terdapat 14 titik panas, Kabupaten Aceh Tengah terdapat 2 titik panas, dan Kabupaten Aceh Tenggara terdapat 2 titik panas.
Sementara di Kabupaten Aceh Timur terdapat 10 titik panas, Kabupaten Bireuen terdapat 2 titik panas, Kabupaten Gayo Lues terdapat 1 titik panas, dan di Kota Subulussalam terdapat 4 titik panas.
“Dengan terjadinya peningkatan titik panas ini, maka sudah sepatutnya kita melakukan antisipasi untuk berbagai hal, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita harapkan dan semoga titik panas ini bisa segera hilang,” tutur Zakaria.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan metode membakar, tapi harus diubah dengan cara yang ramah lingkungan, karena saat musim panas seperti sekarang ini lahan-lahan gambut telah kering.
“Kalau lahan gambut sudah kering, jangankan dengan cara membakar, kena puntung rokok saja bisa terjadi kebakaran hutan. Maka mari kita saling menjaga agar tidak terjadi kabut asap,” kata Zakaria.[]