Jakarta - Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan proses akusisi PT Blue Bird Tbk oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa atau Gojek dinilai sebagai langkah strategis perusahaan jasa taksi konvensional, untuk tetap bertahan dalam persaingan usaha.
Menurut dia Blue Bird tidak bisa melulu mengandalkan sistem tradisional dalam menjual jasanya kepada masyarakat. Terlebih, penetrasi digital telah membawa perubahan signifikan terhadap cara khalayak dalam menggunakan layanan transportasi.
"Saya melihatnya ini sinyal dari Blue Bird untuk mulai bertransformasi dan mencegah perusahaan untuk terdisrupsi secara total, makanya mereka menggandeng Gojek," kata Djoko Setijowarno kepada Tagar di Jakarta, Senin 24 Februari 2020.
Djoko menambahkan kemampuan Blue Bird untuk bersing dalam layanan jasa transportasi makin tergerus lantaran sejumlah fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan oleh perusahan taksi daring. Untuk itu, aksi korporasi terbaru ini bisa menguatkan sinergi kedua pemain bisnis sektor pengangkutan tersebut.
"Ini murni pengembangan bisnis," ucap dia.
Terpisah, Direktur Utama Blue Bird Noni Purnomo mengatakan bahwa kerjasama ini merupakan upaya nyata perseroan untuk mengimplementasikan layanan kode QRIS (quick response indonesia standard) sebagai metode pembayaran oleh konsumen
"Nantinya kami akan bisa mengintegrasikan transaksi berbasis QRIS dengan sistem eksisting Gojek, yaitu Gopay. Ini juga akan terkoneksi dengan aplikasi perusahan My Blue Bird," tuturnya beberapa waktu lalu.
Sebagai informasi, Gojek melalui PT Aplikasi Karya Anak Bangsa secara mencaplok saham Blue Bird senilai Rp 411 miliar, pada Kamis, 13 Februari 2020. Pembelian dilakukan sebanyak 108,21 juta saham dengan harga penjualan senilai Rp 3,800 per saham.
Gojek disebut membeli sekitar 4,39 persen saham perusahaan induk Blue Bird yakni PT Pusaka Citra Djokosoetono. Pembelian ini menjadikan Gojek sebagai salah satu pemegang saham minoritas. PT Pusaka Citra Djokosoetono sendiri tercatat sebagai pemegang saham pengendali Blue Bird dengan porsi sebesar 21,51 persen. []