Jakarta - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, salah satu cara untuk mencegah stunting adalah dengan merencanakan kehamilan.
Oleh sebab itu dukungan semua pihak dibutuhkan untuk menangani stunting melalui program 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Hal ini diungkapkannya saat acara Sosialisasi, Advokasi, dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
"Merencanakan kehamilan menjadi salah satu kunci mencegah generasi stunting. BKKBN mengajak seluruh pihak untuk ikut serta menyukseskan upaya penanganan stunting melalui program 1000 mitra kerja 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan)," tutur Hasto berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 12 April 2021.
- Baca juga : Wamen Budi Optimis, 2024 Angka Stunting Indonesia Jadi 14%
- Baca juga : Kemendagri Dukung Penuh BKKBN Mendata dan Tangani Stunting
Hasto menegaskan, pengetahuan bagi calon ibu untuk dapat mencegah bayi lahir stunting adalah hal yang paling penting. Ini, dimulai sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
"Pertumbuhan bayi di dalam kandungan itu paling penting di bulan pertama dan kedua. Bibit-bibit cacat itu bisa dimulai dari usia satu sampai dua bulan. Ini yang biasanya jarang diketahui oleh calon ibu," sebutnya.
Adapun berdasarkan laporan Kepala Dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman Mafilindati Nuraini, prevalensi stunting di Kabupaten Sleman 7,24% atau sebanyak 4.014 dari total 55.479 bayi. Sementara di Kapanewon Godean 305 dari 3.383 bayi lahir stunting atau sekitar 9,02%.
Permasalahan stunting masih menjadi isu kompleks yang perlu ditangani secara komprehensif. Selain disebabkan karena masalah medis, stunting juga diakibatkan oleh berbagai faktor permasalahan yang bersifat nonmedis.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Agus Suprapto menyebutkan permasalahan stunting akibat nonmedis antara lain karena faktor ekonomi keluarga, kebersihan, dan sanitasi.
"Di bidang kesehatan itu sudah jelas aksesnya kemana-kemana saja, tapi masalah-masalah nonintervensi yang sensitif di mana mereka bisa memperoleh kehidupan yang layak itu yang sebetulnya sangat penting," ungkapnya.
Merencanakan kehamilan menjadi salah satu kunci mencegah generasi stunting. BKKBN mengajak seluruh pihak untuk ikut serta menyukseskan upaya penanganan stunting melalui program 1000 mitra kerja 1000 HPK.
Agus juga menyatakan, pemuda memiliki peranan sangat penting di dalam upaya menangani permasalahan stunting, terutama diakibatkan urusan nonmedis. Bukan sekadar untuk sosialisasi, melainkan internalisisasi terhadap pemuda itu sendiri.
Menurutnya, Internalisasi yang dimaksud adalah bagaimana pemuda mampu memahami dan menerapkan konsep pentingnya mencegah generasi masa depan Indonesia yang terlahir stunting.
"Yang kita harapkan pemuda bukan hanya melakukan sosialisasi advokasi, tapi bagaimana mereka bisa menginternalisasi. Karena sebetulnya pemuda inilah yang menjadi sasaran utama kita sekarang sampai nanti," tegasnya. []