BI: Dampak Ekonomi Banjir DKI Terendah Sejak 2002

BI memperkirakan perkembangan teknologi saat ini berperan dalam mengurangi dampak banjir di Jakarta.
Pengendara mobil melintasi banjir di kawasan Kemang Raya, Jakarta, Selasa, 25 Februari 2020. (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Jakarta - Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Jakarta, Hamid Ponco Wibowo menilai, dampak ekonomi akibat banjir Jakarta yang terjadi di awal tahun 2020 terendah sejak tahun 2002. BI memperkirakan perkembangan teknologi saat ini berperan dalam mengurangi dampak banjir di Jakarta.

"Curah hujan awal tahun 2020 tertinggi sejak 2002, tapi justru dampak kerugiannya terendah," kata Hamid di Jakarta, Jumat, 28 Februari 2020.

Hamid mengakui data kerugian itu bukan berasal dari lembaganya. Ia mendapatkan data itu dari sejumlah asosiasi pengusaha. "Banjir tahun ini pemulihannya cukup cepat, dibandingkan 2007, dan juga tidak berdampak pada area strategis," katanya.

Angka kerugian tertinggi akibat banjir terjadi pada 2007. Ketika itu, kata Hamid, kerugian mencapai Rp 8 triliun. "Sekarang (awal 2020) sekitar Rp 950 miliar sampai Rp 1 triliun," ujarnya. Kerugian ekonomi akibat banjir tahun ini menimpa  berbagai sektor, antara lain jasa keuangan, pengadaan listrik dan gas.

Banjir JakartaBanjir di Jalan HBR Motik, sekitar jembatan layang Benyamin Sueb, Jakarta, Selasa, (25/2/2020). (Foto: Antara/Boyke Ledy Watra)

Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, Sarman Simanjorang juga mempunyai penilaian yang sama. Menurutnya, dampak banjir di Jakarta pada 25 Februari 2020 pada umumnya hanya berlangsung sehari. Sebagian pusat perbelanjaan dapat beroperasi kembali mulai siang hari. Menurutnya, perkiraan kerugian bisnis transaksi di Jakarta pada banjir 25 Februari 2020 mencapai Rp 56 miliar.

Sarman mengakui banjir 25 Februari 2020 membuat sebagian besar pusat perbelanjaan tutup. Di antara pusat perbelanjaan yang sempat tutup ialah Mangga Dua, Glodok Jaya, dan Mangga Dua Square. "Tutup hampir semua 60 persen karena umumnya akses menuju ke sana terputus," tuturnya.

Namun menurutnya, sebagian besar pusat perbelanjaan tutup bukan lantaranya lokasi tergenang banjir. Mereka tutup karena karyawannya tak bisa menembus jalan menuju tokonya lantaran terputus oleh banjir. "Sebagian besar kunci toko itu dipegang oleh karyawan. Bos hanya memegang kunci gudang. Jadi ketika karyawan mereka tak bisa menembus akses menuju pusat perbelanjaan, toko pun tutup," katanya.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Pusat Belanja Jakarta Rugi Rp 56 M Akibat Banjir
Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang memperkirakan pusat perbelanjaan di Jakarta merugi hingga Rp 56,7 miliar.
Kenapa Publik Salahkan Anies Baswedan Atas Banjir di Jakarta
Kenapa publik ramai-ramai menyalahkan Anies Baswedan atas banjir yang terjadi beruntun tahun 2020 ini?
Angkie Yudistia Komentari Banjir Jakarta
Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia mengomentari musibah banjir yang terjadi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada 25-26 Februari 2020.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.