Berenang Bisa Hamil, Sitti Hikmawatty Minta Maaf

Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty meminta maaf bikin gempar lewat pernyataannya perempuan yang sedang berenang di kolam renang bisa hamil.
Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty membuat gempar setelah menyebut perempuan yang sedang berenang di kolam renang bisa hamil. (Foto: Facebook/Sitti Hikmawatty)

Jakarta - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sitti Hikmawatty membuat gempar setelah menyebut perempuan yang sedang berenang di kolam renang bisa hamil. Kini, dia mengaku salah dan meminta maaf.

Komisioner KPAI bidang Kesehatan, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) tersebut mengungkapkan telah salah kaprah dalam memberikan pernyataan.

"Saya meminta maaf kepada publik karena memberikan statement yang tidak tepat," kata Sitti lewat peryataan resmi yang diterima Tagar, Minggu, 23 Februari 2020.

Dia mengatakan ucapannya soal perempuan memiliki risiko hamil ketika berenang di kolam renang tersebut tidak mewakilkan lembaga di mana dirinya bernaung, KPAI. Pernyataan itu, kata dia, murni pemberitahuan dari personal.

Statement tersebut adalah statement pribadi saya dan bukan dari KPAI.

Jebolan D-IV Gizi Klinik di Universitas Indonesia ini memohon kepada publik agar tidak menyebarluaskan lebih jauh peryataan yang menjadi kontroversi di publik itu.

Eks calon legislatif (caleg) PAN untuk daerah pemilihan Jawa Barat IX ini juga menekankan agar publik yang telah mengetahui pernyataannya di media sosial dan media massa tidak menyebarkan kembali sehingga menjadi makin viral.

Permohonan maaf ini, kata Sitti Hikmawatty, diiringi dengan pencabutan statement terkait perempuan berenang dengan laki-laki satu kolam dapat hamil, apalagi ketika berada dalam masa subur.

"Statement tersebut adalah statement pribadi saya dan bukan dari KPAI. Dengan ini saya mencabut statement tersebut," ujarnya.

Pernyataan 'berenang di kolam picu perempuan hamil' dari Sitti Hikmawatty ini sempat menjadi trending topik di Twitter Indonesia sejak Sabtu-Minggu, 22-23 Februari 2020.

Bukan kali ini aja eks tenaga ahli MPR ini mengeluarkan pernyataan kontroversial. Ketika polemik beasiswa bulutangkis PB Djarum, Sitti Hikmawatty menjadi sosok yang berada di garis depan mewakilkan KPAI. Lewat pernyataannya, KPAI mendorong PB Djarum setop beasiswa ke anak-anak.

Sitti Hikmawatty menuding anak-anak dimanfaatkan dalam mempromosikan produk rokok Djarum lewat audisi itu. Dia sempat mencontohkan bentuk ekpoitasi PB Djarum kepada anak-anak ketika audisi umum beasiswa bulutangkis dilakukan di Purwokerto meletakan logo Djarum di nomor peserta.

Namun, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) bertolak belakang dengan tuduhan KPAI terhadap PB Djarum. Sekjen PBSI Achmad Budiharto mengatakan sekitar 40 persen atlet Pelatnas didominasi atlet binaan PB Djarum.

Dengan peran PB Djarum yang telah menggaransi pemain-pemain binaannya, Budiarto tidak bisa mengingkari peran swasta itu sangat signifikan dalam meningkatkan kualitas atlet ketika negara masih belum mampu melakukannya karena keterbatasan dana.

"Peran negara masih sangat kecil. Negara kan hanya menerima hasil akhir, itu pun kalau ada event multicabang seperti SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade. Tapi bagaimana pembinaan jangka panjang yang telah dilakukan ini jadi kontribusi dan pengorbanan dari klub-klub yang ada di Indonesia," ujar Budiarto di Jakarta, Minggu, 8 September 2019. []

Berita terkait
Kontroversi Sitti Hikmawatty Gegerkan Jagat Twitter
Pernyataan komisioner KPAI Sitti Hikmawatty soal perempuan bisa hamil akibat terpapar sperma laki-laki meramaikan jagat Twitter.
Sitti Hikmawatty Komisioner Kontroversial KPAI
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sitti Hikmawatty jadi kotroversial akibat penyataannya soal kemungkinan hamil saat berenang.
Guru Pukul Murid SMAN 12 Bekasi, KPAI Turun Gunung
KPAI bakal turun gunung menyusul kekerasan guru SMAN 12 Kota Bekasi memukuli sejumlah muridnya .
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.