Beragam Narkoba Jenis Baru Membanjiri Eropa

Dengan sekitar 22,6 juta orang Eropa di atas usia 15 tahun telah menggunakan ganja pada tahun 2022 lalu
FILE - Seorang petugas pabean memperlihatkan pil Captagon, bagian dari 789 kilogram obat-obatan bernilai sekitar 68 juta Levs Bulgaria (48 juta dolar) yang disita pihak berwenang sebelum dibakar di Sofia, Desember 2007. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Nikolay Doychinov)

TAGAR.id – Narkotika jenis baru yang berbahaya membanjiri pasar gelap Narkoba yang berkembang pesat di Eropa. Hal ini dikatakan oleh Badan Pemantau Narkoba dan Kecanduan Uni Eropa (EMCDDA), Jumat, 16 Juni 2023.

Temuan suram itu merupakan bagian dari laporan tahunan badan itu. EMCDDA juga mengatakan bahwa para pengguna narkoba di Eropa sekarang terpapar pada Narkoba yang makin beragam dan dengan kemurnian tinggi karena penyelundupan dan penggunaan narkoba di seluruh kawasan itu dengan cepat kembali ke tingkat prapandemi Covid-19.

“Ganja tetap menjadi jenis narkoba yang paling banyak digunakan di Eropa,” kata staf badan tersebut, dengan sekitar 22,6 juta orang Eropa di atas usia 15 tahun telah menggunakan ganja pada tahun 2022 lalu.

Menurut badan itu, penggunaan kokain juga berada pada tingkat mengkhawatirkan. Pihak berwenang setiap tahunnya berhasil menyita kokain dalam jumlah besar. Obat-obatan sintetik baru yang pengaruhnya terhadap kesehatan tidak terdokumentasi dengan baik, mengkhawatirkan para pejabat. Pada tahun 2022, 41 jenis Narkoba baru dilaporkan pertama kali oleh badan tersebut.

ilustrasi narkobaIlustrasi – Narkoba (Foto: dw.com/id - dpa/picture alliance)

“Obat-obatan terlarang sekarang dapat diakses secara luas dan jenis-jenis baru yang kuat terus bermunculan. Hampir segala sesuatu dengan efek psikoaktif muncul di pasar narkoba,” kata Direktur EMCDDA, Alexis Goosdeel.

Di antara yang baru dan populer adalah ketamine dan nitro oksida, yang sering disebut gas tawa. Narkoba-narkoba baru itu sering dilaporkan menimbulkan berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan kandung kemih, kerusakan saraf, dan cedera paru-paru.

Ketersediaan heroin dan opioid sintetik yang tinggi di benua itu sering dikaitkan dengan kematian akibat overdosis di negara-negara Baltik. Laporan itu mengatakan situasi opioid di Eropa tidak sebanding dengan gambaran dramatis di Amerika Utara, di mana overdosis yang disebabkan oleh fentanil dan opioid lainnya telah memicu krisis narkoba.

Namun, badan tersebut memperingatkan bahwa kelompok obat ini merupakan ancaman bagi masa depan, dengan total 74 opioid sintetik baru yang teridentifikasi di pasaran sejak 2009. (ab/ka)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Korea Selatan Deklarasikan Perang Lawan Narkoba
Para tersangka tampaknya mengatakan kepada anak-anak bahwa "minuman berenergi" itu bisa membantu mereka belajar lebih baik