TAGAR.id, Washington DC, AS - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, hari Kamis, 15 Juni 2023, mengatakan “diperlukan keterlibatan semua pihak” dan kemitraan untuk memberantas perdagangan manusia.
Hal ini ditegaskannya saat peluncuran Laporan Tahunan Deplu AS tentang Perdagangan Manusia 2023 di Departemen Luar Negeri Amerika, yang ikut dihadiri Utusan Khusus Untuk Pemantauan dan Pemberantasan Perdagangan Manusia, Cindy Dyer.
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan laporan yang diamanatkan oleh UU Perlindungan Korban Perdagangan Manusia itu, “mengevaluasi upaya pemerintah di seluruh dunia untuk memerangi perdagangan manusia dan menyoroti strategi guna mengatasi kejahatan ini, dan melindungi para korban.”
Dalam sambutannya, Blinken mengatakan, “Amerika berkomitmen memerangi perdagangan manusia karena hal itu merupakan serangan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan, melanggar hak universal setiap orang untuk memiliki otonomi atas kehidupan dan tindakan mereka sendiri. Saat ini ada lebih dari 27 juta orang di seluruh dunia yang hak-haknya telah dicerabut. Perdagangan manusia telah merugikan masyarakat kita, melemahkan supremasi hukum, merusak rantai pasokan, mengeksploitasi pekerja dan memicu aksi kekerasan.”
Polisi Filipina menyelamatkan ribuan korban perdagangan manusia yang direkrut melakukan penipuan online. (Foto: abc.net.au/indonesian - AFP: Handout/Philippine National Police Anti-Cybercrime Group)Menurut Departemen Luar Negeri AS, ada jutaan orang yang dieksploitasi di dalam dan luar perbatasan setiap tahun. Mereka dipaksa bekerja di pabrik-pabrik dengan upah kecil, atau bahkan tanpa upah; bekerja di perkebunan, pertambangan, lokasi konstruksi, dan kapal-kapal nelayan dalam kondisi buruk; atau bekerja di rumah pribadi.
Laporan itu juga menunjukkan banyaknya korban perdagangan manusia, baik anak-anak maupun orang dewasa, yang dieksploitasi untuk seks komersial.
Laporan tahunan yang merupakan edisi ke-23 ini mencakup narasi atas 188 negara dan wilayah, perdagangan manusia di seluruh dunia, dan piranti yang digunakan negara untuk memperkuat tanggapan dan koordinasi.
Laporan itu menyoroti kisah para penyintas dan taktik jahat yang digunakan para pelaku perdagangan manusia. Ada pula rekomendasi yang dipaparkan agar para pemangku kepentingan dapat bekerjasama mengatasi kejahatan itu. (em/jm)/voaindonesia.com. []