Begini Kondisi Harimau yang Ditangkap di Aceh

Tim dokter hewan mulai melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap harimau Sumatera yang ditangkap di Subulussalam, Aceh.
Tim dokter BKSDA Aceh, PKSL Unsyah, FKL, WCS-IP tengah melakukan pemeriksaan terhadap satu individu harimau yang berhasil diperangkap tim BKSDA Aceh di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, kemarin, Sabtu, 7 Maret 2020. (Foto: Tagar/Dokumentasi BKSDA Aceh)

Subulussalam - Tim dokter hewan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, PKSL Universitas Syiah Kuala (Unsyah) Banda Aceh, Forum Konservasi Leuser (FKL) melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang berhasil diperangkap tim BKSDA Aceh di Desa Singgersing, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh, Sabtu, 7 Maret 2020 kemarin.

Kawanan harimau yang sebelumnya dilaporkan tengah berkeliaran di sekitar areal perkebunan sawit masyarakat cukup meresahkan warga didua desa yang berdampingan, yakni Desa Singgersing dan Darul Makmur, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Aceh hingga sempat memangsa ternak di desa itu.

Harimau tersebut akan dilepas liarkan kembali ke dalam TNGL setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh sembari menunggu harimau lainnya tertangkap.

Hingga BKSDA Aceh memutuskan melakukan metode pemasangan perangkap sebagai upaya penanganan konflik satwa, meski sebelumnya telah dilakukan pengusiran harimau tersebut dengan cara ritual pawang.

Dari hasil pemeriksaan tim dokter di lokasi, diketahui satu individu harimau yang terperangkap tersebut adalah harimau betina pra-dewasa dengan perkiraan usia 14-16 bulan dengan bobot 40 kilogram.

Baca juga: 

Pasca pemeriksaan dan perawatan tim dokter hewan, upaya penyelamatan terhadap harimau yang terperangkap tersebut dipindahkan ke sebuah kandang evakuasi khusus yang diletakkan bersebelahan dengan kandang jebak.

Kepala Balai KSDA Aceh, Agus Arianto dalam keterangan persnya menyebutkan, nantinya harimau tersebut akan dilepas liarkan kembali ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

"Harimau tersebut akan dilepas liarkan kembali ke dalam TNGL setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh sembari menunggu harimau lainnya tertangkap," tulis Agus dalam siaran persnya kepada Tagar, Minggu, 8 Maret 2020.

Sementara, saat ini tim BKSDA Aceh bersama Kepolisian dan TNI, Balai Besar TNGL, Wildlife Conservation Society Indonesia Program (WCS-IP), Forum Konservasi Leuser (FKL), PKSL Universitas Syiah Kuala (Unsyah) Banda Aceh terus melakukan upaya penyelamatan terhadap individu harimau lainnya yang masih tengah berkeliaran di sekitar Desa Singgersing.

"Sebagai upaya penyelamatan, tim kembali memasang perangkap untuk satu individu harimau lagi. Berdasarkan deteksi kamera trap harimau yang satunya lagi dalam keadaan cidera pada bagian kaki depan sebelah kanan," tulisnya.

Lebih lanjut, berdasarkan laporan tim dokter, melalui hasil pemeriksaan harimau betina yang diperangkap tersebut dalam kondisi sehat meski sudah berhari-hari berada di dalam kandang jebak.[]

Berita terkait
Aceh Punya Potensi Fashion Islami di Indonesia
Islamic Fashion Festival upaya pemerintah Aceh mengangkat potensi desainer-desainer muda di Aceh.
BKSDA Aceh Akan Translokasikan Harimau Terperangkap
BKSDA Aceh masih mencari dua harimau yang belum tertangkap di Subulussalam.
Suramnya Nasib Becak Penjelajah Nusantara di Aceh
Tiga pemuda Subulussalam yang keliling Indonesia dengan becak tanpa sponsor berharap agar becaknya diurus oleh pemerintah setempat.