Begini Dampak Diet Tanpa Gula

Gula dalam makanan dapat meningkatkan risiko kecanduan opioid Orthorexia seperti keasyikan yang luar biasa dengan makan yang sehat.
Ilustrasi - Diet untuk perut rata, ramping. (Foto: Tagar/Pixabay)

Jakarta - Persoalan lemak memang selalu merisaukan, dan diet bebas gula menjadi perbincangan pakar kesehatan. Mereka terbelah dalam dua suara, ada yang mendukung ide diet bebas gula, ada pula yang lebih melihat dampak buruk diet tanpa gula.

Diet bebas gula mendorong orang menghindari makanan yang mengandung gula (sukrosa), pemanis seperti madu dan sirup, tepung halus, bumbu, minuman ringan, permen dan beberapa buah seperti pisang. Beberapa juga merekomendasikan untuk menghilangkan atau membatasi produk susu.

Para pendukung diet tanpa gula, mencatat bahwa konsumsi gula yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas dan juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung dan beberapa jenis kanker. 

Para penentang diet tanpa gula berpendapat berhenti mengonsumsi gula tidak memperbaiki kesehatan apabila Anda tidak mengurangi makanan ultra-olahan. Makanan ultra-olahan adalah makanan yang telah mengalami beberapa proses transformasi termasuk pemanasan pada suhu tinggi dan ditambah dengan zat tambahan dan pengemulsi yang meningkatkan rasa dan penampilan makanan.

Diet tanpa gula juga tidak memperbaiki kesehatan apabila tidak mengonsumsi lebih banyak sayuran, memasak makanan rumahan, dan membatasi berapa banyak tambahan gula yang Anda makan dan minum.


DietIlustrasi berat badan ideal. (Freepik)


Sesungguhnya, diet bebas gula menerapkan serangkaian aturan yang tidak didasarkan pada bukti ilmiah. Paling buruk, diet ketat semacam itu bisa menciptakan ketakutan pada makanan atau hubungan yang tidak sehat dengan makanan.

Diet bebas gula bersifat membatasi, dengan daftar makanan yang "diperbolehkan" seperti biji-bijian, bluberi, dan buah anggur. Dan makanan yang "tidak diperbolehkan" seperti roti putih, pisang, dan kismis.

Orang yang khawatir dengan makanan lebih cenderung diet, mungkin karena mereka khawatir secara khusus tentang berat badan mereka, atau tentang dampak nutrisi tertentu terhadap kesehatan mereka.

Penelitian menunjukkan diet tidak efektif dalam jangka panjang dan dapat menyebabkan kenaikan berat badan lebih besar dari waktu ke waktu. Otak menafsirkan diet dan pembatasan sebagai kelaparan, yang menyebabkan penyimpanan lemak untuk kekurangan masa depan.

Diet sangat menegangkan. Menanggapi hal ini, tubuh kita melepaskan hormon stres seperti kortisol, yang bisa menyebabkan tubuh menyimpan lemak, terutama di daerah perut.

Khawatir tentang makanan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan depresi, dan merupakan salah satu fitur yang menentukan dari kondisi yang dikenal sebagai orthorexia.

Gula dalam makanan dapat meningkatkan risiko kecanduan opioid Orthorexia seperti keasyikan yang luar biasa dengan makan yang sehat. Orang dengan orthorexia menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan dan mengkhawatirkan makanan dan menghilangkan makanan yang dianggap tidak murni atau tidak sehat.

Beberapa ahli menyampaikan bahwa perilaku ini merupakan suatu bentuk gangguan makan. []




Berita terkait
Ingin Diet Karbo? Cobalah 10 Makanan Pengganti Nasi Ini
Berikut 10 makanan pengganti nasi untuk kamu yang ingin menjalani diet karbo.
Menu Diet Enak Berbahan Alpukat dan Telur Ayam
Alpukat merupakan buah yang banyak digemari karena memiliki tektur yang lembut dan manis. Alpukat juga bisa menjadi menu diet.
5 Camilan Rendah Karbohidrat Cocok untuk Diet
Berikut Tagar rangkumkan daftar camilan rendah karbohidrat yang dikutip dari berbagai sumber.