Beberapa Makanan di Bantaeng Mengandung Formalin

Beberapa makanan yang dijual bebas di kota Bantaeng mengandung formalin, diantaranya Bakso Tahu dan Beras.
Hj. Hariani, (Kiri) Kepala seksi Surveilans dan imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Bantaeng. (Foto: Tagar/Fitriani Aulia Rizka)

Bantaeng - Beberapa makanan terindikasi mengandung formalin dan boraks di Bantaeng. Diantaranya bakso, Tahu dan Beras. Hal tersebut diungkapkan Hj. Hariani, S. Kep. Ns Kepala seksi Surveilans dan imunisasi Dinas Kesehatan (Dinkes) kabupaten Bantaeng.

"Dari sampel sekabupaten Bantaeng ada 12,5 persen campuran makanan mengandung boraks dan formalin, jenis makanan umumnya berasal dari yang berbahan tahu, beras dan bakso," ungkap Hariani kepada Tagar, Jumat 31 Januari 2020.

Sejak merebak virus Hepatitis A per Januari 2020, Dinas Kesehatan kabupaten Bantaeng bersama pihak terkait bergerak cepat mengatasi penyebaran virus tersebut.

Dari sampel sekabupaten Bantaeng ada 12,5 persen campuran makanan mengandung boraks dan formalin, jenis makanan umumnya berasal dari yang berbahan tahu, beras dan bakso.

Tepatnya pada tanggal 22 Januari, beberapa hal gencar dilakukan. Tim dikerahkan bergerak melakukan pengambilan sampel makanan, minuman ataupun sumber air. Serta melakukan penyuluhan yang mengedukasi ke sekolah, masjid dan para pelaku usaha sekabupaten Bantaeng.

Mereka diberikan pemahaman terkait virus Hepatitis A, bagaimana penanganan tepat dan pengenalan gejala penyakit tersebut. Hal itu masih terus berlanjut hingga saat ini.

"Penyuluhan masih harus dilakukan terus menerus karena masyarakat harus selalu diberitahu. Untuk merubah pola pikir mereka itu perlu diulang-ulang," ujar Hariani

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng dr. Andi Ichsan mengatakan, peningkatan kasus Hepatitis Klinis yang dirawat di Rumah Sakit, Klinik dan Puskesmas di Kabupaten Bantaeng adalah suspek atau terduga Hepatitis A.

Kasus Hepatitis A sendiri, sering timbul secara sporadis dan mengakibatkan peningkatan secara signifikan.

"Hingga Hari Rabu Tanggal 30 Januari 2020 jumlah pasien yang terduga Hepatitis A sebanyak 65 pasien. Dari 65 pasien tersebut terdapat 34 pasien yang masih duduk di bangku sekolah mulai dari tingkatan SD hingga SMA/Sederajat (18 Sekolah dari berbagai tingkatan)," beber Ichsan.

Dia menambahkan, semua pasien Hepatitis A telah mendapatkan perawatan yang maksimal di RSUD Prof Dr. H. M. Anwar Makkatutu sebanyak 43 pasien dan 22 pasien dirawat di Klinik dan Puskesmas yang tersebar di daerah bertajuk Bumi Butta Toa ini.

"Berdasarkan hasil data RSUD Bantaeng, saat ini hanya terdapat 12 orang yang dirawat, sisanya telah membaik dan dinyatakan bisa rawat jalan di rumah," tandasnya.

Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi dilakukan secara mendalam oleh Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, ditemukan bahwa sumber penularan penyakit terduga Hepatitis A berasal dari makanan dan minuman.

Namun begitu, Ichsan memastikan pihaknya saat ini terus menggalakkan kepada masyarakat agar mengedepankan perilaku hidup bersih. Juga memberikan pemahaman tentang penggunaan alat pelindung diri bagi penjaja makanan atau minuman, seperti sarung tangan lateks dan menggunakan masker. []

Berita terkait
Permandian Batu Doli Bantaeng Ditutup
Permandian Batu Doli (Bali) di Kabupaten Bantaeng ditutup oleh Pemda setempat karena tak memiliki izin.
Jejak To Manurung, Raja Pertama di Bantaeng
Masyarakat Sulawesi Selatan mempercayai To Manurung sebagai sosok manusia yang turun dari langit dan raja pertama di Kabupaten Bantaeng.
Ini Kata Psikolog Terkait Polisi Berzina di Bantaeng
Kasus perzinahan yang dilakukan oknum polisi Bantaeng menurut psiokolog bisa membuat istrinya depresi. Ini alasannya
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara