Bayi 3,5 Bulan di Semarang Ikut Ayah Narik Angkot

Nasib pilu dialami bayi berusia 3,5 bulan di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang saban hari harus hidup di jalanan.
Nurul Mukminin, 46 tahun, sopir angkot yang sehari-hari membawa anaknya bekerja. (Foto: Tagar/Sigit AF)

Semarang - Nasib pilu dialami Bilqis Choirun Nisa, bayi berusia 3,5 bulan di Kota Semarang, Jawa Tengah, yang saban hari harus hidup di jalanan. 

Bayi mungil itu terpaksa diajak sang ayah, Nurul Mukminin, 46 tahun, yang bekerja sebagai sopir angkot.

Mukminin mengaku tak punya pilihan selain membawa bayinya bekerja. Semenjak ditinggal sang istri, tak ada yang merawat Bilqis di rumah kontrakannya.

"Mau gimana lagi, wong keadaannya kayak gini. Ibu Bilqis meninggal saat ia berusia 21 hari," katanya saat ditemui Tagar di kediamannya, Sabtu 8 Februari 2020.

Membawa bayinya bekerja diakui Mukminin sudah berlangsung selama satu bulan. Ia sebelumnya sempat menitipkan Bilqis kepada tetangga sekitar. Namun, lantaran keterbatasan biaya hal itu tak berlangsung lama.

"Namanya menitipkan bayi kan juga ada imbalannya. Setoran ke bos saja selalu kurang, akhirnya saya bawa sendiri," katanya.

Suka duka membawa anak bekerja dialami oleh pria asal Bengkulu itu. Cibiran bahkan tak jarang ia dapatkan, lantaran tega membawa anaknya bekerja.

Dari pada ke dua anak saya di rumah tanpa orang tua, lebih baik menemani saya bekerja

"Penumpang sering tanya, kok bawa bayi bekerja, ibunya di mana? Saya jawab, ada di balik papan, kota bumi. Artinya sudah meninggal," terangnya.

Anak Dibawa Kerja di SemarangBilqis Choirun Nisa, bayi berusia 3,5 bulan dan Balqis Choirun Najwa yang berusia 7 tahun, tertidur di angkot ayahnya di Semarang, Jawa Tengah. (Foto: Tagar/Sigit AF)

Hal yang paling membuat hatinya menangis adalah tak kala sedang terjadi kemacetan panjang. Sopir angkot trayek Mangkang-Johar ini bercerita, ia terjebak macet 3,5 jam ketika menuju Mangkang.

Waktu itu, ia tak kuat melihat tangis anaknya yang merasa pengap dalam angkot. "Mau tidak mau hati saya menangis ya. Keadaan pengap. Bayi menangis terus," ungkapnya.

Tak hanya bayinya yang ia ajak bekerja. Putri pertamanya, Balqis Choirun Najwa yang berusia 7 tahun juga ikut menemani.

Ketiganya mulai berangkat dari rumah kontrakan di Karangsari Timur, Wonosari, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, pukul 06.00 WIB.

Mukminin akan mengantar anak pertamanya untuk sekolah terlebih dahulu. Baru setelah pukul 10.30 WIB, ia menjemputnya kembali, dan ikut menemaninya narik angkot.

"Dari pada ke dua anak saya di rumah tanpa orang tua, lebih baik menemani saya bekerja. Kan saya jadi tenang. Tidak khawatir dengan mereka," ungkapnya. []

Berita terkait
55 Hoaks Isu Virus Corona, Salah Satunya di Semarang
55 informasi hoaks terkait isu corona menyebar di sejumlah wilayah Tanah Air. Salah satunya diterima masyarakat Semarang.
Kiat Mahasiswa Semarang Kelola Sampah Karimunjawa
Mahasiswa KKN UIN Walisonongo Semarang memunguti sampah di pantai Karimunjawa, Jepara. Sampah diubah menjadi produk kreatif.
Kata Psikolog Semarang soal Pemerkosaan Bisa Terjadi
Psikolog Semarang Maharani Kusumaningrum mengungkap sejumlah penyebab kasus pemerkosaan masih terjadi. Salah satunya karena hiperseks.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara