Batan Kembangkan Antiserum untuk Pasien C-19

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengembangkan antiserum yang melemahkan virus Covid-19.
Ilustrasi pasien tengah menggunakan ventilator atau alat bantuan pernafasan. Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) tengah mengembangkan antiserum untuk lemahkan virus Covid-19. (Foto Tagar/freepik.com)

Yogyakarta - Semua elemen dikerahkan Pemerintah Indonesia untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari enam bulan. Tak terkecuali Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) yang turut menyumbangkan kompetensinya untuk memerangi virus C-19.

"Kami juga turut dalam penanganan Covid-19 dibawah koordinasi Kemenristek/Badan Riset Inovasi Nasional, dalam hal ini kami tengah mengembangkan antiserum bagi pasien positif," tutur Kepala Batan, Anhar Riza Antariksawan, Minggu, 11 Oktober 2020.

Anhar menjelaskan, dalam riset yang dilakukan, Batan mengembangkan antiserum untuk melemahkan atau mensterilkan virus dengan iradiasi sinar gamma. "Ini masih riset juga dengan kementerian terkait," ujar dia.

Dalam hal ini kami tengah mengembangkan antiserum bagi pasien positif

Menurut Anhar, iradiasi sinar gamma dilakukan untuk mensterilisasi serum atau plasma konvaselen dan antiserumImmunoglobulin Y (IgY) yang diperlukan dalam penanganan virus mematikan tersebut. 

Dalam riset itu, kandidat vaksin yang siap digunakan lantas ditaruh di raditor untuk selanjutnya disinari gamma. Penyinaran diperlukan untuk mengetahui sejauh mana iradiasi mampu melemahkan virus mematikan itu. 

Sementara, serum atau plasma konvaselen dan antiserum IgY tadi ternyata bermanfaat sebagai imunisasi pasif pasien positif. Imunisasi tersebut akan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien. Dengan demikian akan semakin banyak kasus sembuh dari virus itu.

"Kami optimalisasi dosis sinar gamma yang efektif untuk menonaktifkan virus tanpa mempengaruhi komponen antigennya," papar Anhar.

Baca lainnya: 

Terpisah, Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN) Batan, Edy Giri Rachman Putra menambahkan pihaknya juga tengah mengembangkan teknologi ventilator bagi pasien yang terpapar virus. Tak sekedar ventilator biasa, sebab ventilator yang dibuat para dosennya memiliki kelebihan dibandingkan yang ada saat ini. 

Menurut Edy, dengan teknologi di ruang kontrol, satu ventilator bisa digunakan lebih dari satu pasien. Dengan demikian akan semakin banyak pasien bergejala yang berat bisa tertolong.

"Di satu ruang kontrol, ventilator yang dikembangkan dosen kami bisa digunakan untuk banyak pasien lainnya tentu dengan selang pernafasan masing-masing," pungkasnya. []

Berita terkait
Gubernur Sulsel Disemprot Antiseptik di Bantaeng
Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah bersama rombongan disemprotkan antiseptik di dalam bilik sterilisasi saat melakukan kunjungan kerja di Bantaeng
Isu RS Covidkan Pasien, KI Jateng: Moeldoko Bikin Gaduh
Komisi Informasi (KI) Jateng menilai KSP Moeldoko telah membuat gaduh dengan ungkap isu rumah sakit sengaja mengcovidkan pasien.
Coba Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Tak Rasakan Efek Samping
Ridwan Kamil menjadi salah satu dari 1.620 relawan yang ikut serta uji coba fase 3 di Universitas Padjajaran Bandung beberapa waktu lalu.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.