Kudus - Gagal gelar Penilaian Tengah Semester (PTS) tatap muka, 128 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Berugenjang Kudus menjalani PTS secara luar jaringan atau luring. Di mana setiap pukul 07.00 WIB, siswa datang ke sekolah mengambil soal PTS. Selanjutnya, soal-soal tersebut dikerjakan di rumah dan dikumpulkan kembali pada keesokan harinya.
Kepala SDN Berugenjang, Dharmo Winoto mengatakan pelaksanaan PTS secara luring dipilih, sebab tidak adanya kesiapan dari pihaknya untuk melakukan PTS dengan jaringan atau daring. Winoto mengungkapkan sepekan sebelum pelaksanaan PTS, pihaknya telah menyiapkan secara matang teknis pelaksanaan secara tatap muka.
Sore kemarin, saya baru dapat info kalau PTS-nya tetap daring. Malam saya koordinasikan bersama guru-guru, kami sepakati melakukan PTS luring ini.
"Pekan lalu, informasinya PTS boleh dilakukan secara tatap muka. Sudah kami persiapkan semuanya secara matang. Hari Jumat, 4 September 2020 lalu, semua soal PTS juga sudah tercetak," ujarnya saat ditemui di SDN Berugenjang, Senin, 7 September 2020.
Semua persiapan yang dilakukannya gagal, usai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kudus mengeluarkan Surat Edaran nomor 420/1750/09.02/2020 tentang revisi Pelaksanaan PTS di Kudus pada Minggu sore, 6 September 2020.
Surat edaran tersebut memuat revisi kebijakan pelaksanaan PTS yang sebelumnya boleh dilakukan secara tatap muka, kembali digelar secara online. Sebagaimana Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri bagi kabupaten yang zona peta resiko Covid-19 berada pada zona merah dan orange.
"Sore kemarin, saya baru dapat info kalau PTS-nya tetap daring. Malam saya koordinasikan bersama guru-guru, kami sepakati melakukan PTS luring ini," kata dia.
Pelaksanaan PTS luring ini, dinilainya telah sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di mana siswa datang ke sekolah, mengenakan baju bebas dengan menggunakan masker serta face shiled.
Siswa datang juga diimbau untuk melakukan cuci tangan. Di sekolah mereka hanya mengambil atau mengumpulkan tugas saja. Hal tersebut juga dilakukan dalam durasi waktu yang singkat.
Kendati soal ujian dikerjakan di rumah, Winoto mengimbau siswanya untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan mengerjakan soal tersebut secara mandiri.
"Sehari untuk kelas 1 sampai 3, ujiannya satu mata pelajaran. Untuk kelas 4 sampai 6, sehari dua mata pelajaran. Pelaksanaan PTS-nya kami jadwalkan hingga Jumat, 11 September 2020," kata dia.
Sementara siswa kelas 3 SDN Berugenjang, Kudus, Wildan Kautsar Prayuda mengaku kaget jika ujiannya tidak jadi dilakukan di sekolah melainkan di rumah. Ia mengaku, kemarin sempat begitu antusias bisa kembali bersekolah dan bertemu teman-temannya.
"Semalam sudah belajar, untuk ujian. Ternyata ujiannya dikerjakan di rumah," katanya saat disambangi Tagar dan guru SDN Berguenjang ke rumahnya.
Saat ditemui Tagar, Wildan nampak tengah sibuk mengerjakan soal ujian bersama ibunya, Prihatin. Sembari mengawasi anaknya mengerjakan ujian, Prihatin sesekali membantu anaknya membantu anaknya membacakan soal ujian.
"Anak saya bacanya belum lancar. Kalau dia tidak paham bacanya seperti apa, saya bantu bacain sekaligus beri pemahaman maksud dari soalnya bagaimana," ucap Prihatin.[]