Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa memastikan banjir di Penajam Paser Utara tidak berada di lokasi ibu kota baru. Menurutnya, banjir berada jauh dari lokasi pusat calon Ibu Kota Negara (IKN).
"Enggak (banjir), memang itu daerah landai air. Kita sudah perhitungkan ada. Tapi enggak persis di tempat itu (Ibu Kota Negara)," kata Suharso, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, 19 Februari 2020.
Malah kita punya peta banjir 100 tahunan, banjir 50 tahunan yang sebelum-sebelumnya. Kita tahu persis keadaan di sana
Baca juga: Guru Besar IPB: Perkuat Fungsi Hutan Ibu Kota Baru
Dia menegaskan pemerintah telah mempertimbangkan lokasi ibu kota baru, termasuk permasalahan banjir sudah dipertimbangkan dengan matang.
"Malah kita punya peta banjir 100 tahunan, banjir 50 tahunan yang sebelum-sebelumnya. Kita tahu persis keadaan di sana," ucap dia.
Suharso menegaskan lokasi banjir jauh dari letak ibu kota baru. "Iya (jauh)," ujar dia.
Baca juga: Jokowi Kenalkan Desain Ibu Kota Baru di Acara Partai
Hal ini sebelumnya diinformasi oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo yang mengatakan terjadi banjir di Kelurahan Riko, Desa Bukit Subur, Kecamatan Penajam.
Banjir menyebabkan 115 kepala keluarga (KK) di Desa Subur terdampak. Dari 115 KK diketahui ada 379 jiwa yang tinggal di sana.
Selain faktor hujan, banjir juga disebabkan oleh pasang surut air laut dengan ketinggian ±0,8-1,9 meter. Dia menyebut, satu jembatan yang terbuat dari kayu juga ikut rusak terkena terjangan arus banjir. []