Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) pamerkan desain Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur (Kaltim) dalam acara pengukuhan pengurus DPP Partai Hanura periode 2019-2024. Desain ini untuk pertama kalinya ditunjukan dalam acara politik yang digelar partai.
"Ini pertama kali tayangan kita sampaikan dalam forum politik, forum partai pertama kali kita tayangkan," kata Jokowi dalam pembukaan sambutannya di JCC, Jakarta, Jumat malam, 24 Januari 2020.
Di hadapan para kader Hanura, ia kembali menegaskan bahwa pemindahan IKN bukan semata-mata hanya memindahkan tempat. Jokowi juga mengutarakan beberapa target pemerintah pada pembangunan Ibu Kota Negara baru.
"Bukan hanya pindah istana, bukan hanya pindah kementerian bukan. Kita ingin pindah kultur kerja kita. Kita ingin membangun sebuah sistem sehingga tadi ada kecepatan kita dalam memutuskan merespon perubahan-perubahan zaman yang ada," ujar Jokowi.
Terkait rencana pembangunan IKN, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya juga sudah mengundang para investor di seluruh dunia untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) baru Republik Indonesia. Tawaran ini menjadi topik utama pembicaraan Jokowi saat bertemu dengan perwakilan beberapa Negara.
"Di Ibu Kota Negara baru, kami mengundang dunia untuk membawa teknologi terbaik, inovasi terbaik, dan kearifan terbaik,” kata Jokowi saat menyampaikan pidato kunci dalam forum Abu Dhabi Sustainability Week (ADSW) di Abu Dhabi National Exhibition Center (ADNEC), Persatuan Emirat Arab, Senin, 13 Januari 2020.
Jokowi mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara baru di Kalimantan Timur (Kaltim) harus menjadi kota dengan teknologi mutakhir. Tak hanya itu, Jokowi menyebut nantinya ke depan hal itu akan dijadikan sebagai wadah bagi inovasi, kreativitas, dan ramah lingkungan, serta menjadi tempat yang memberikan kebahagiaan bagi penduduknya.
"Energi terbarukan dan teknologi yang bersih akan menghasilkan kehidupan berkelanjutan bagi pembangunan sosial dan ekonomi,” ujar Jokowi.
Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki 1,4 juta pegawai negeri sipil pusat dan apabila digabung dengan keluarganya, maka, kata dia, akan ada sekitar 6-7 juta orang yang akan pindah ke Ibu Kota Negara baru.
"Kita tidak ingin hanya membangun ibukota administratif dengan skala kecil, tapi kita ingin membangun kota smart metropolis karena populasinya akan 3 kali lipat populasi Paris, 10 kali lipat populasi Washington DC, bahkan akan menyamai populasi New York dan London," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014 tersebut.
Dalam forum itu, Jokowi menekankan pentingnya gaya hidup urban di abad ke-21 yang rendah karbon dan bertanggung jawab secara lingkungan.
"Pembangunan Ibu Kota Negara yang baru akan menekankan pada pentingnya mengatasi masalah sosial seperti gaya hidup boros, dengan membangun kota baru yang atraktif dan ramah bagi semua kalangan untuk mengadopsi gaya hidup yang efisien dan rendah karbon dengan berorientasi pada transportasi publik, kota ramah pejalan kaki, dan dekat dengan alam," kata Jokowi. []