Jakarta - Unit Usaha Syariah PT Bank Permata Tbk. (Bank Permata Syariah) dikabarkan telah membuka tiga cabang baru di tiga kota berbeda, masing-masing di Depok pada 27 Maret 2020, Lampung 4 Juni 2020, dan Mataram Nusa Tenggara Barat pada 11 Juni 2020.
Direktur Unit Usaha Syariah Bank Permata Herwin Bustaman mengatakan penambahan kantor layanan tersebut merupakan upaya perseroan untuk memperbesar jangkauan produk terhadap nasabah di sejumlah daerah.
“Alhamdulillah, di tengah pandemi Covid-19 Bank Permata Syariah tetap mampu memberikan solusi bagi masyarakat yang terus menaruh minat terhadap produk syariah,”ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu, 13 Juni 2020.
Herwin menjelaskan bahwa alasan perusahaan memperluas jaringan pelayanan pada ketiga lokasi tersebut karena potensi keuangan syariah yang cukup besar di masing-masing wilayah. Sebagai contoh, pangsa pasar bank syariah di Lampung mencapai Rp3 triliun, sedangkan untuk Nusa Tenggara Barat setara Rp 8,8 triliun.
“Pembukaan tiga kantor cabang syariah ini merupakan salah satu strategi ekspansi Bank Permata Syariah yang akan terus berlanjut pada semester II/2020,” tegas Herwin.
Sebagai informasi, Data Statistik Perbankan Indonesia dan Statistik Perbankan Syariah menunjukan rata-rata pertumbuhan aset syariah pada 2017 hingga 2019 sebesar 14 persen. Besaran tersebut jauh lebih tinggi dari pertumbuhan aset perbankan umum sebesar 8 persen.
Lebih lanjut, data Global Islamic Economy Report 2018/201919 menyebut mengungkapkan bahwa, Indonesia merupakan Top 5 Pasar di dunia untuk halal travel dan halal fashion. Estimasi pengeluaran pada kedua sektor ini mencapai US$ 274 miliar (Halal Travel) dan US$ 361 miliar (Halal Fashion) pada 2023 mendatang,
“Untuk itu kami berkeyakinan penambahan cabang diperlukan untuk menyongsong kesiapan infrastruktur guna menyambut peluang di masa depan,” ucap dia.
Dari sisi kinerja, Bank Permata Syariah mampu membukukan pertumbuhan aset sebesar 2 persen, dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 18 persen pada sepanjang tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Potensi bisnis syariah yang sangat baik, terlebih untuk wilayah potensial. Jadi tidak berlebihan jika kami menjadikan NTB sebagai penguat strategi bisnis di Wilayah Indonesia Timur,” tutup Herwin.
Baca juga :
- Garuda Indonesia Jawab Okupansi Melebihi 50 Persen
- Bos Garuda Indonesia Prediksi Tarif Naik 20 Persen
- New Normal Potensial Dongkrak Ekspor Makanan Olahan