Banyuwangi - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyuwangi mendata ada puluhan rumah dan perahu nelayan mengalami kerusakan akibat diterjang banjir rob.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banyuwangi, Eka Muharram mengatakan banjir rob akibat air laut pasang ini mengakibatkan sejumlah perahu nelayan rusak akibat dihantam ombak besar.
Ada sekitar 30 rumah di wilayah Pantai Gerajagan terendam banjir rob. Ketinggiannya sekitar 30 sampai 50 cm.
"Ada juga perahu nelayan yang rusak akibat dihantam ombak. Namun masih bisa diperbaiki oleh para nelayan," kata Eka Muharram saat dikonfirmasi Tagar melalui telepon, Kamis, 28 Mei 2020.
Selain mencatat perahu nelayan rusak akibat banjir rob, BPBD Banyuwangi juga mencatat sekitar 30 rumah di pantai Gerajagan, Kecamatan Purwoharjo.
"Ada sekitar 30 rumah di wilayah Pantai Gerajagan terendam banjir rob. Ketinggiannya sekitar 30 sampai 50 cm. Sehingga sejumlah perabotan rumah tangga milik warga rusak," ujur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi, Eka Muharram, Kamis, 28 Mei 2020.
Berdasarkan perkiraan cuaca dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, cuaca buruk terjadi di wilayah laut Selatan Jawa dalam beberapa hari ke depan.
"BMKG Banyuwangi sudah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca buruk yang mengakibatkan banjir rob tersebut. Untuk itu kami mengimbau agar masyarakat yang beraktivitas di pinggir pantai tetap waspada terhadap gelombang tinggi dan air laut pasang," ujur Eka Muharram
Selain di Pantai Gerajagan, banjir rob juga terjadi di Pantai Rajeg Wesi, Pantai Pulau Merah dan sejumlah pantai lainya.
"Yang besar banjir rob terjadi di Pantai Gerajagan dan Pantai Pulau Merah. Air rob merendam sampi 40 meter dari bibir pantai. Sehingga di daerah itu airnya sampai merendam permukiman warga," tambah Eka.
Sementara itu, prekirawan BMKG Banyuwangi, I Gede Purbawa mengatakan, gelombang tinggi yang mengakibatkan banjir rob ini diperkirakan terjadi hingga tanggal 29 Mei 2020 mendatang.
"Gelombang tinggi ini akibat adanya pengaruh tekanan udara rendak di Selatan Australia," ucap Gede Purbawa.
Untuk itu, pihaknya meminta agar nelayan atau operator pelayaran untuk tidak melaut karena rawan kecelakaan di laut
"Tinggi gelombang di Laut Selatan Jawa mencapai 2 hingga 4 meter, sedangkan di laut Selat Bali mencapai 1 meter dan berpotensi hingga 2 meter," kata Gede Purba. []