Surabaya - Banjir menerjang sejumlah desa di tiga kecamatan, yakni Benjeng, Cerme, dan Balong Panggang, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Banjir terjadi akibat meluapnya air Kali Lamong dan menyebabkan satu warga meninggal, dan satu lainnya mengalami luka-luka.
Sudah diingatkan sama warga, tetapi korban bersama temannya tidak mempedulikan dan akhirnya terseret arus
Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, Satriyo Nurseno membenarkan adanya satu warga meninggal dunia.
Baca juga: Kronologi Ketua KPU Gresik Terpapar Covid-19
Korban meninggal tersebut setelah terseret arus saat Kali Lamong, Gresik meluap.
"Sebelum banjir terjadi, ada dua pelajar SMP yang sedang bermain air di Dusun Kedung Glugu. Sudah diingatkan sama warga, tetapi korban bersama temannya tidak mempedulikan dan akhirnya terseret arus," ujarnya melalui keterangan tertulisnya kepada Tagar, Senin, 14 Desember 2020.
Satriyo mengungkapkan korban meninggal bernama Nafisah, 13 tahun, warga Desa Bulurejo, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.
Baca juga: Kronologi Truk Tabrak 5 Mobil dan 4 Motor di Gresik Jatim
Sementara rekannya mengalami luka ringan bernama Alya Romza, 13 tahun, warga Desa Gluran Ploso, Kecamatan Benjeng, Gresik.
Satriyo menjelaskan, meluapnya air di Kali Lamong terjadi akibat tingginya curah hujan yang mengakibatkan air Kali Lamong meluap sejak Sabtu, 12 Desember 2020.
"Mengakibatkan peningkatan debit air Anak Sungai Lamong yang melintas Kecamatan Balongpanggang dan Benjeng Kabupaten Mojokerto," tuturnya.
Berdasarkan data BPBD Jatim, banjir di Gresik merendam 25 desa di tiga kecamatan. Antara lain Kecamatan Balongpanggang, Benjeng dan Cerme.
Rata-rata tinggi air di kecamatan tersebut yakni 20-100 cm. Banjir ini juga melumpuhkan aktivitas warga di sana.
Baca juga: Pemuda Asal Gresik Tega Cabuli Anak di Bawah Umur
Pascabanjir tersebut, BPBD Jatim berkoordinasi dengan unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) dan aparat desa.
Selain itu, BPBD juga memonitor perkembangan banjir, TMA Kali Lamong serta mengkoordinasikan pendirian posko, dan dapur umum yang ditempatkan di tiga titik, yaitu Balai Desa Bulurejo, Kedungrukem dan Munggugianti.[]