Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bersama Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah. Dalam pertemuan yang dipimpin langsung oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto alias Cak Nanto itu, sejumlah persoalan termasuk bahasan mengenai ekonomi kreatif (Ekraf) menjadi topik pembicaraan utama.
"Pertama, moderasi Indonesia dan moderasi Islam menjadi kunci jawaban dari ekstrimisme dan intoleransi yang menjadi ancaman nyata bagi persatuan Indonesia," kata Cak Nanto usai bertemu Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 24 Januari 2020.
Menurutnya moderasi merupakan ruang kebajikan dan kearifan sosiologis dan antropologis yang holistik sebagai jalan baru menghadapi radikalisme. Untuk itu, menurutnya penting dijelaskan bahwa moderasi Islam menjadi jantung keadaban yang menempatkan agama sebagai ajaran yang positif dan memiliki fungsi penting dalam kehidupan keindonesiaan.
Ia mengatakan, fungsi itu juga dapat menjadi sumber nilai utama yang fundamental, berfungsi sebagai kekuatan yang luhur dan memuliakan kemanusiaan.
"Karena itu, mengarus utamakan pendekatan moderasi Islam berati menjaga kerukunan dan keharmonisan dalam pergaulan antar sesama umat manusia di Indonesia dan dunia," ucap dia.
Hal lainnya yang juga disampaikan di hadapan Jokowi ialah terkait bidang ekonomi kreatif yang memberikan kontribusi kurang lebih sebesar 7,38 persen terhadap total perekonomian nasional.
"Pemuda Muhammadiyah akan melakukan pendampingan 10.000 UKM yang berbasis dusun. Saat ini generasi milenial mendominasi bisnis kreatif di Indonesia, dengan rataan 80 persen dari 1,6 juta industri kreatif yang ada, karena para pelaku ekonomi kreatif rata –rata dalam usia 20 sampai 40 tahun dengan berbagai macam bidang usaha yang mereka geluti, " ujar dia. []
