Awasi Hong Kong, China Bangun Pusat Komando Krisis

Presiden Xi Jinping mendirikan pusat komando krisis di perbatasan China darata dengan Hong Kong untuk memperketat kontrol.
Presiden China Xi Jinping (Foto Reuters)

Hong Kong - Presiden China Xi Jinping mendirikan pusat komando krisis di perbatasan China daratan dengan Hong Kong untuk memperketat kontrol terhadap bekas koloni Inggris itu. Pemerintah China juga mempertimbangkan untuk mengganti mengganti pejabat di Kantor Penghubung Pemerintah Pusat Rakyat di Hong Kong karena dinilai tak berhasil menangani pra pengunjuk rasa pro demokrasi, kata sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Ketika protes keras mengguncang Hong Kong, para pejabat China melakukan pertemuan penting di sebuah vila di pinggiran Shenzen dengan pejabat Hong Kong. Termasuk ketika Kepala Eksekutif Carrie Lam memutuskan untuk menarik RUU Ekstradisi yang memicu terjadinya gelombang demo.

Seperti dikutip dari Reuters, Selasa, 26 November 2019, biasanya, komunikasi antara Beijing dan Hong Kong melalui badan Pemerintah Tiongkok yakni; Kantor Penghubung Pemerintah Pusat Rakyat di Hong Kong. Kantor Penghubung ini menempati sebuah gedung pencakar langit di Hong Kong yang dikelilingi barikade baja dan kamera pengintai.

Presiden China Xi Jinping dan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie LamPresiden China Xi Jinping dan Kepala Esekutif Hong Kong Carrie Lam. China mendirikan pusat komando krisis di perbatasan China daratan dengan Hong Kong untuk memperketat kontrol terhadap bekas koloni Inggris itu. (Foto: yahoo.com)

Beijing mempertimbangkan untuk mengganti Wang Zhimin Direktur Badan Penghubung karena tidak puas dengan kinerjanya dalam penanganan krisis kemanusiaan di Hong Kong. Wang merupakan pejabat politik paling senior yang dipekerjakan di Hong Kong. "Kantor penghubung bergaul dengan orang-orang kaya dan elit daratan di kota Hong Kong serta mengisolasi diri dari orang-orang. Ini harus diubah," kata seorang pejabat China.

Kantor penghubung menghadapi tekanan yang meningkat, setelah para pemilih Hong Kong menyampaikan pesan kekalahan besar kepada partai-partai pro Beiijng dalam pemilihan distrik pada Minggu, 24 November 2019. Kandidat pro demokrasi memenangkan 90 persen kursi, mengamankan posisi mayoritas mereka untuk pertama kali pasca melakukan kampanye intervensi China terhadap kebebasan di Hong Kong.

Kantor Perwakilan Kementerian Luar Negeri China di Hong Kong dalam situs resminya, Selasa, 26 November 2019, menyebutkan laporan Reuters itu "salah" tanpa merinci apa kesalahan itu. "Tidak peduli bagaimana situasi di Hong Kong, tekad pemerintah China untuk menjaga kedaulatan nasional, keamanan, dan kepentingan pembangunan tidak tergoyahkan," jelas Kantor Perwakilan Kementerian Luar Negeri China di Hong Kong.

Pernyataan itu menyebutkan bahwa China berkomitmen pada kebijakan "satu negara dua sistem" untuk mengatur pemerintahan di Hong Kong dan menentang kekuatan eksternal yang ikut campur tangan. Kantor Urusan Dewan Hong Kong dan Makau serta Kantor Penghubung di Hong Kong tidak membalas permintaan komentar melalui faks. Kantor Kepala Eksekutif Carrie Lam juga menolak berkomentar.[]

Berita terkait
Pemimpin Hong Kong Terdesak Alami Kekalahan Pemilu
Pemimpin Hong Kong semakin terdesak dengan hasil kemenangan kubu Demokrat dalam pemilihan umum (Pemilu) dewan daerah pada Senin, 25 November 2019.
China Siapkan Langkah Balasan ke AS Soal Hong Kong
China mengecam dan akan menyiapkan langkah-langkah balasan terkait Senat AS yang meloloskan RUU HAM dan Demokrasi Hong Kong.
Pemimpin Hong Kong Berharap Ada Resolusi Damai
Pimpinan Hong Kong Carrie Lam berharap perseteruan antara polisi dengan para demonstrans bisa diselesaikan secara damai.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya