Arahan Jokowi: Gubernur se-Inndonesia Diminta Tingkatkan Vaksinasi

Gubernur se-Indonesia diminta untuk tingkatkan vaksinasi juga untuk tidak mengendurkan pelaksanaan protokol kesehatan di daerahnya masing-masing.
Presiden RI Joko Widodo. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Gubernur se-Indonesia diminta untuk tingkatkan vaksinasi juga untuk tidak mengendurkan pelaksanaan protokol kesehatan di daerahnya masing-masing.

Hal ini sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pengarahan Presiden RI kepada para Gubernur se-Indonesia di Hotel Novotel Balikpapan pada Minggu, 13 Maret 2022.

“Patut kita syukuri penurunan kasus harian, tetapi harus hati-hati untuk semua gubernur pengendaliannya tidak dikendurkan utamanya protokol kesehatan, diimbau terus masyarakat agar taat dan patuh pada protokol kesehatan,” ucap Jokowi.

Jokowi juga menekankan pentingnya vaksinasi yang harus terus digencarkan pelaksanaannya di daerah.

“Dilanjutkan dengan vaksinasi, vaksin 1, vaksin 2 hingga vaksin penguat atau booster,” kata Jokowi.

Jokowi juga menyampaikan terkait situasi global yang terjadi saat ini yang perlu disikapi oleh para Gubernur. Antara lain soal krisis energi, krisis pangan, hingga situasi perang.

“Dunia pada situasi tidak mudah, baik karena disrupsi kronis akibat revolusi industri 4.0 ditambah lagi kekacauan karena pandemi, ditambah lagi urusan yang namanya perang,” ujar Presiden.

Saat ini menurut Jokowi, akibat situasi global yang tidak menentu, terjadi krisis energi dan krisis pangan yang bisa berdampak kepada Indonesia.

“Harga minyak dunia naik dua kali lipat, belum gas, belum lagi kelangkaan pangan, yang menyebabkan harga-harga juga akan melonjak,” ujar Jokowi.

Oleh sebab itu, Jokowi meminta kepada para gubernur untuk menyesuaikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dengan situasi yang terjadi saat ini.

“Dalam penganggaran di APBD Bapak/Ibu ubah semuanya tidak seperti pada waktu yang normal dulu, jangan business as usual, APBD harus bisa kita create disesuaikan, kuncinya cuma satu kecepatan kita untuk menyesuaikan,” jelas Jokowi.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menjelaskan kepada para gubernur terkait pemindahan Ibu Kota Negara ke Nusantara.

“Bukan berarti kita ingin meninggalkan DKI, jangan ada yang mengartikan itu, karena negara kita ini besar sekali 17.000 pulau, PDB ekonomi 58% ada di Jawa, saat ini magnetnya ada di DKI Jakarta. 56% populasi ada di Jawa, sehingga terjadi ketimpangan ekonomi, ketimpangan infrastruktur,” ungkap Jokowi.

Jokowi menginginkan dengan dibangunnya Ibu Kota Nusantara, Indonesia memiliki kota dengan standar internasional yang memiliki fasilitas-fasilitas berstandar internasional pula.

“Kita ingin memiliki kota yang internasional, RS internasional, perguruan tinggi internasional, sebelumnya tidak boleh, karena omnibus law sekarang boleh, bapak ibu gubernur kalau mau tarik investasi dari luar boleh, silakan,” ucap Jokowi.

Tampak hadir mendampingi Presiden dalam acara tersebut antara lain Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono, Wakil Kepala Otorita IKN Dhony Rahajoe.[]

Baca Juga:

Berita terkait
SPORC Kalimantan Barat ungkap 14 Kasus Pidana LHK Sepanjang 2021
Kasus yang diungkap berkaitan dengan lingkungan hidup dan kehutanan serta peredaran tumbuhan dan satwa liar sepanjang 2021.
Masyarakat Kalimantan Sampaikan Maklumat untuk Dukung Pembangunan IKN
Maklumat ni dobacalam oleh Ketua Dewan Adat Dayak Provinsi se-Pulau/Banua Kalimantan Agustiar Sabran.
PPI Kukar Dukung Penuh IKN di Kalimantan Timur
Ketua Presidium Pemuda Indonesia (PPI) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Syamsul Arifin mendukung IKN di Kalimatan Timur.