Jakarta - Beberapa bulan akhir Kepolisian Yogyakarta sering menangkap pemuda yang mengkonsumsi pil koplo jenis Yarindo atau biasa disebut pil sapi. Tapi masyarakat umum yang belum mengetahui apa efek dan fungsi obat terlarang tersebut. Berikut kami sajikan pengertian dan efek samping dari obat tersebut dari beberapa sumber.
Pengertian Yaridon
Yaridon merupakan nama dagang dari Sediaan Tablet yang mengandung Domperidone, obat ini diproduksi oleh Yarindo Farmatama. Yaridon diindikasikan sebagai Antiemetika (Anti mual dan muntah), ganguan perut atau pencernaan, dan rasa tidak nyaman pada perut setelah makan.
Penggunaan Domperidone ini juga harus hati-hati dalam dosis pemakaian, karena dapat menimbulkan risiko pada detak jantung terutama pada lansia. Maka dari itu, Penggunaan Obat Ini Harus Dikonsultasikan Terlebih Dahulu Dengan Dokter.
Keterangan Yaridon
Golongan: Obat Keras
Kelas Terapi: Antiemetik, Antifaltulens dan Anti inflamasi
Kandungan: Domperidone 10 mg
Bentuk: Tablet
Satuan Penjualan: Strip
Kemasan: Strip @10 Tablet
Farmasi: Yarindo Farmatama.
Kegunaan Yaridon
Yaridon digunakan untuk mengatasi mual dan muntah, dan gangguan motilitas gastrointestinal (kontraksi otot-otot polos di saluran pencernaan) atau reaksi tidak nyaman dibagian perut.
Dosis & Cara Penggunaan Yaridon
Dosis dan Cara Penggunaan Yaridon, harus dengan Anjuran dan Resep Dokter:
Dewasa: 10 mg, tiga kali sehari. Maksimal: 30 mg setiap hari.
Anak usia ≤12 tahun, dengan berat badan - Anak usia > 12 tahun, dengan berat badan ≥35 kg: Sama seperti dosis dewasa.
Gangguan motilitas gastrointestinal
Dewasa: 10 mg, 3 kali sehari. Maksimal: 30 mg setiap hari.
Harus diminum dalam keadaan perut kosong. atau dikonsumsi 15-30 menit sebelum makan.
Efek Samping Yaridon
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Yaridon, yaitu:
Rasa haus
Sakit pada kepala
Menimbulkan efek kantuk
Sering merasa cemas
Terjadinya ruam pada kulit
Nyeri pada payudara
Dapat meningkatkan kadar prolaktin
Berpotensi fatal: Aritmia ventrikel (kondisi aliran darah ke jantung jadi terhenti) serius, serangan jantung mendadak, anafilaksis (shock yang menyebabkan kematian), angioedema (pembengkakan di bawah kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi).
Kontraindikasi:
Hindari penggunaan Yaridon pada pasien yang memiliki indikasi:
Riwayat hipersensitif atau rekasi alergi terhadap Domperidone.
Gangguan jantung
Gangguan fungsi hati.
Penyakit tumor pada kelenjar pituitari.
Interaksi Obat:
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Yaridon:
Dapat memberikan efek hipoprolaktinemik bromokriptin.
Dapat memberikan efek prokinetik jika di gunakan bersamaan dengan analgesik opioid dan antimuskarinik.
Inhibitor CYP3A4 yang poten (Ketoconazole, erythromycin atau ritonavir) dapat meningkatkan kadar serum domperidone dan selanjutnya meningkatkan risiko perpanjangan QT.
Kategori Kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Yaridon ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin. []
Baca juga:
- Dua Pria Gagal Edarkan 5.760 Pil Koplo di Yogyakarta
- Kronologi Tiga Pria Aniaya Warga hingga Meninggal di Sleman