Anies Diam PA 212 Demo, EWI: Dia Senang Ribut Beramai-ramai

Ferdinand Hutahaean menduga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan senang akan adanya keributan di Ibu Kota. Pasalnya demo PA 212 dibiarkan saja.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: dok Pemprov DKI Jakarta)

Jakarta - Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean menduga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan senang akan adanya keributan di Ibu Kota.

Hal itu lantaran tidak ada larangan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta atas aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh Persaudaraan Alumni (PA 212) dan Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI yang terdiri dari Front Pembela Islam (FPI), serta Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.

Sementara gubernurnya terkesan diam dan tidak melakukan aksi upaya sedikit pun untuk mencegah demo-demo terjadi di Jakarta

Menurut Ferdinand, aksi demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja bertajuk 'Aksi 1310' itu berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 di kalangan masyarakat.

"Sementara gubernurnya terkesan diam dan tidak melakukan aksi upaya sedikit pun untuk mencegah demo-demo terjadi di Jakarta. Saya tidak mengerti kenapa gubernurnya juga seperti ini. Jangan-jangan dia senang ada ribut-ribut ramai-ramai begini," ucap Ferdinand dihubungi Tagar, Selasa, 13 Oktober 2020.

Dia beranggapan, selain PA 212 memanfaatkan Omnibus Law untuk menyerang Presiden Joko Widodo atau Jokowi, penyebaran virus corona dalam aksi ini akan meningkat.

Lantas, dia menekankan untuk tidak merasa terkejut jika penambahan pasien Covid-19 di DKI Jakarta semakin bertambah banyak.

"Selain isu tunggangan yang nanti ujung-ujungnya teriak PKI sama turunkan Jokowi, tentu demo ini berpotensi akan menjadi klaster penyebaran Covid baru. Jadi jangan kaget kita kalau beberapa hari ke depan Jakarta ini akan semakin tinggi positif Covidnya, karena kelakuan-kelakuan seperti ini," ucap Ferdinand.

Sebelumnya, Pengamat Intelijen dan Keamanan, Stanislaus Riyanta menilai kembalinya diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase 2 selama dua pekan mulai 12 hingga 25 Oktober 2020, menjadi angin segar bagi Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Pasalnya, PA 212 bersama dua organisasi kompatriot mereka yang tergabung dalam Aliansi Nasional Anti Komunis (ANAK) NKRI: Front Pembela Islam (FPI), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, berencana menggelar aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja bertajuk ‘Aksi 1310’ pada hari Selasa, 13 Oktober 2020.

Stanislaus berpendapat, aksi demonstrasi yang akan dilaksanakan PA 212 dkk akan dimanfaatkan secara maksimal, mengingat PSBB transisi kembali diberlakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Iya ada kesempatan. Periode PSBB sudah diatur waktunya, itu hanya suatu kebetulan saja. Tapi bisa saja PSBB ini dimanfaatkan secara maksimal untuk unjuk rasa," kata dia dihubungi Tagar, Senin, 12 Oktober 2020.[]

Berita terkait
Anies Baswedan Putuskan Jakarta Kembali ke Masa PSBB Transisi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, keputusan PSBB masa transisi diambil kembali lantaran adanya perlambatan kenaikan positif corona.
PA 212 Demo Omnibus Law, EWI: Ujungnya Teriak Turunkan Jokowi
Ferdinand Hutahaean menilai aksi demonstrasi Persaudaraan Alumni (PA 212) bersama organisasi kompatriotnya akan berujung teriak turunkan Jokowi.
Ruhut Sitompul Sarankan PA 212 dan FPI Balik Badan
Politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul meminta PA 212 dan FPI balik badan tidak demo Omnibus Law Cipta Kerja karena masih ada pandemi corona.