Angkot Online Solusi Kurangi Kemacetan Kota Malang

Pemkot Malang mencoba menerapkan angkot berbasis online yang rencananya beroperasi April 2020 mendatang untuk mengurangi angka kemacetan.
Angkot yang di Kota Malang saat melintasi Alun-alun Tugu di depan Balai Kota Malang. (Foto: Tagar/Moh Badar Risqullah)

Malang – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus mencari solusi mengatasi kemacetan yang kerapkali terjadi. Salah satunya dengan mencoba menerapkan angkot berbasis online yang rencananya beroperasi April 2020 mendatang.

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan pihaknya sudah menekan nota kesepahaman dengan salah satu perusahaan yaitu PT. Teknologi Rancang Olah Nusantara (TRON). Dan untuk ujicobanya akan dilakukan selama satu tahun.

”Tentu nanti ada hal-hal yang akan disampaikan kepada semua pihak. Khususnya sopir angkot. Kita akan sosialisasikan terkait ini,” kata dia saat diwawancarai Tagar, Sabtu 30 November 2019.

Dalam hal ini, Sutiaji juga tidak mematok berapa angkot yang akan di uji coba. Dia hanya meminta siapa yang mau. Artinya, sifatnya pilihan yaitu tidak ada keharusan kepada semua angkot di Kota Malang untuk melakukan ini.

Tentu nanti ada hal-hal yang akan disampaikan kepada semua pihak.

MoU (nota kesepahaman) ini kan sifatnya masih pilihan. Bagi mereka yang mau silahkan. Tidak keharusan bagi semuanya. Ya tentu, yang punya aplikasi ini siap kita berikan sosialisasi,” tuturnya.

Adanya inovasi ini pun diharapkan Sutiaji bisa mengurangi kemacetan. Meman, kemacetan di Kota Malang selama ini salah satunya akibat angkot yang ngetem disembarang tempat.

”Tentu, ini juga akan membantu masalah kemacetan. Karena, kecepannya sudah terukur. Tidak ada ngetem. Jadi, antara konsumen dan sopir insyaallah saling memahami,” jelasnya.

Dengan artian, para penumpang akan mengetahui posisi angkot itu dimana melalui halte virtual yang sudah disediakan. Sehingga, penumpang tidak harus ke jalan. Karena sama-sama mengetahui titik jemputnya, angkot akan langsung menuju lokasi yang sudah ditetapkan oleh penumpang.

Sementara itu, untuk tarifnya Sutiaji menyampaikan perkiraan di angka Rp 3.500 rupiah. Dan pembayarannya menggunakan sistem cashless atau e-money yang disamaratakan tarifnya.

”Kedepan harapannya kan pakai cashless. Sehingga tarifnya ditentukan misalnya 3.500, ya 3.500 itu. Sehingga tidak ada yang berbeda tarifnya antar satu angkot,” ungkap pria asal Lamongan, Jawa Timur itu.

Tentunya, dia menyadari diawal sosialisasinya banyak yang pro kontra. Terutama para sopir. Namun lambat laun akan bisa menerima semuanya terkait hal tersebut.

”Insyaallah bagi para penumpang atau masyarakat akan terjamin. Karena, sopir tidak perlu mengejar penumpang lagi,” imbuhnya.

Disisi lain, adanya kendala gagap teknologi (Gaptek) yang para sopir menurutnya bukan menjadi masalah. Karena, para sopir tentunya akan bisa beradaptasi dengan cepat.

”Sekarang saja, ibu lansia sudah pakai WA Grup. Para sopir saya kira usianya masih diantara 30-40. Jadi, insyaallah semua akan bisa. Karena ini kebutuhan,” terangnya.

Seperti diketahui, angkot online sebelumnya sudah diberlakukan di Kota Bekasi, Jawa Barat sejak Mei 2019. Terbukti, hal tersebut sedikit mengurangi kemacetan dan mempermudah penumpang angkot di kota patriot itu. []

Baca juga:

Berita terkait
Hilangkan Bau Sampah GBT Risma Tanam Seribu Tabebuya
Sebab Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sendiri, Sabtu 30 November 2019 pagi melakukan penanaman seribu pohon tabebuya pink di area stadion.
Program OPOP Diyakini Dorong Perekonomian Jatim
Program One Pesantren One Product (OPOP) bisa menjadi pintu masuk untuk mensejahterakan masyarakat terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
KONI Jatim Akan Mediasi Pelatih dan Atlet Senam
Mediasi antara pelatih dan atlet senam yang akan dilakukan KONI Jawa Timur supaya masalah tersebut tak berlarut-larut.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.