Bangkalan - Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan untuk fokus menangani masalah stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat malnutrisi.
Angka stunting di Bangkalan cukup tinggi, bahkan di Jawa Timur (Jatim), Bangkalan masuk peringkat ke 4 dari 38 kabupaten/kota.
Tercatat Bangkalan termasuk urutan ke empat terbesar se Jatim.
Menurutnya, jika anak sudah melewati dua tahun, penyakit permanen dan irreversible itu tidak bisa diperbaiki. Sehingga kondisi tersebut mendapat penanganan serius dari pemerintah.
"Sementara angka penderita stunting di Kabupaten Bangkalan termasuk cukup tinggi. Tercatat Bangkalan termasuk urutan ke empat terbesar se Jatim," ujarnya kepada Tagar, Kamis 14 November 2019.
Tingginya angka stunting, membuat Pemkab Bangkalan berinisiatif akan melakukan pendataan ulang melalui Dinkes. Dari pendataan ulang tersebut, dirinya meminta Dinkes melakukan pendataan ulang terhadap para penderita stunting.
"Kalau datanya ada 3 ribu lebih. Karena itu data menumpuk belum kembali dilakukan verifikasi," ucapnya.
Menurut Ra Latif, saat ini Dinkes telah menurunkan bidan desa untuk mendata para penderita stunting. Para bidan turun langsung ke lapangan agar penderita stunting dapat penanganan khusus.
"Saat ini para bidan desa di bawah naungan dinkes telah melakukan pendataan ulang," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinkes Sudiyo mengaku terus melakukan upaya pencegahan stunting. Salah satunya dengan menjamin seribu hari kelahiran tiap bayi yang baru lahir dengan asupan gizi yang mencukupi.
"Stunting itu bisa dicegah dengan pemberian asupan gizi yang cukup selama seribu hari pasca kelahiran. Dan untuk angka stunting sendiri memang setiap lima tahun sekali turun dengan sendirinya,"tuturnya. []
Baca juga:
- Penderita Stunting di Kulon Progon Cukup Tinggi
- Dinkes dan Kades Bantaeng Siapkan Perdes Stunting
- Kementerian PUPR Bangun 3 Program Cegah Stunting