Brasil menjadi negara dengan angka kematian Covid-19 tertinggi ke empat di dunia setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Italia
Jakarta - Jumlah angka kematian akibat terpapar virus corona Covid-19 di Brasil menembus angka di atas 30 ribu berdasarkan data Selasa, 2 Juni 2020. Hal tersebut menjadikan Brasil sebagai negara yang paling parah dilanda virus itu mematikan di Amerika Selatan.
Seperti diberitakan dari Channel News Asia, Rabu, 3 Juni 2020, angka yang oleh Kementerian Kesehatan Brasil menunjukkan rekor baru 1.262 kematian dalam 24 jam sebelumnya, serta 28.936 infeksi baru. Peningkatan itu terjadi setelah munculnya kasus infeksi di beberapa negara bagian setelah Negeri Samba ini menerapkan karantina yang menyebaban lumpuhya perekonomian nasional.
Baca Juga: Covid-19 Brasil Geser Spanyol dari Peringkat 3 Dunia
Dengan angka kematian mencapai 31.199 orang yang dirilis pada Selasa, 2 Juni 2020, menempatkan Brasil menjadi negara dengan korban jiwa tertinggi ke empat di dunia setelah Amerika Serikat, Inggris, dan Italia. Sementara berdasarkan jumah kasus positif yang terkonfirmasi mencapai 555.383 orang, menjadikan Brasil berada di posisi kedua setelah Amerika Serikat, sebagai negara dengan kasus positif terbanyak.
Negara bagian Sao Paulo, Brasil mencatat angka harian tertinggi untuk kematian dan infeksi Covid-19
Para ahli memperkirakan jumlah sebenarnya kasus positif bisa sampai 15 kali lebih tinggi dari angka resmi. Hal ini mengingat pengujian yang relatif sedikit di seluruh negara yang luas dari 210 juta jiwa.
Negara bagian Sao Paulo pada hari Selasa mencatat angka harian tertinggi untuk kematian dan infeksi, ketika kota-kota di seluruh negara bagian itu mulai membuka kembali pusat perbelanjaan dan kantor.
Sao Paulo kini memiliki total kasus positif hampir mencapai 120.000 dengan kematian hampir 8.000 orang. Walikota Sao Paulo, Bruno Covas memaksa menutup kembali kegiatan bisnis yang sampai 15 Juni. Negara bagian yang juga cukup parah terpapar Covid-19 adalah Rio de Janeiro yang kembali melakukan karantina setelah membuka pusat bisnis dan pantai.
"Dalam situasi seperti ini, melonggarkan karantina sampai saja menumpahkan bensin ke dalam api," kata Rafael Galliez, pakar infeksi di Universitas Federal Rio de Janeiro, kepada AFP.
Simak Pula: Covid-19 Brasil Jumlah Kasus Sudah Tembus 500.000
Kantor regioal Organasasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan Brasil agar tidak terlalu cepat melakukan tindakan pelonggaran mengingat ada risiko kebangkitan Covid-19. Krisis kesehatan akibat pandemi di Brasil diperparah dengan krisis politik, ketika Presiden sayap kanan, Jair Bolsonaro secara terbuka berselisih dengan pihak berwenang setempat yang menuntut tindakan penguncian.[]