Jakarta - Anggaran reses DPRD DKI Jakarta dalam RAPBD 2020 mengalami kenaikan signifikan. Dari sebelumnya sebesar Rp 64,9 miliar pada tahun 2019, namun saat ini berada di angka Rp 97,9 miliar.
Sebelumnya, pada Oktober 2019 Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mempermasalahkan anggaran lem aibon senilai Rp 82 miliar yang dianggap janggal.
Akhirnya, DPRD dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta sepakat menghapus anggaran tersebut dalam rapat pembahasan rancangan APBD DKI 2020.
Baca juga: PSI: Warga Jakarta Butuh Jamban Daripada Formula E
Berdasarkan penelusuran Tagar dari laman apbd.jakarta.go.id, Sabtu dini hari, 7 Desember 2019, anggaran reses DPRD DKI itu masuk dalam anggaran Sekretariat DPRD dengan nama kegiatan Pelaksanaan Reses DPRD.
Dalam rinciannya, terdapat beberapa pengeluaran yang menyedot banyak anggaran, seperti pengadaan sewa kursi Futura untuk 106 orang x 3 kegiatan x 400 Buah x 8 hari. Satu buah kursi dihargai sebesar Rp 10.370 yang menghabiskan dana sebesar Rp 10,5 miliar.
Tidak hanya itu, ada juga anggaran untuk pengadaan pulpen untuk 106 orang x 3 kegiatan x 25 lusin x 16 titik. Satu lusin dihargai Rp 18.270 dengan jumlah Rp 2,3 miliar.
Nantinya, pulpen itu akan dibagikan ke 106 anggota DPRD untuk saat melangsungkan reses di 16 titik dengan durasi 3 kali turun ke lapangan.
Baca juga: PSI: Formula E Upaya DKI Hamburkan Uang Rakyat
RAPBD 2020 sebesar Rp 87,9 triliun ini pada dasarnya lebih rendah dari draf anggaran 2019 yang sempat diajukan sebesar Rp 95 triliun.
Sementara itu, sejumlah anggaran program Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan dipangkas. Seperti dana talangan program rumah DP nol rupiah, alokasi subsidi untuk Trans Jakarta, serta biaya pembangunan hotel di Taman Ismail Marzuki (TIM). []