Jakarta - Amerika Serikat mengajukan pinjaman yang mencapai US$ 3 triliun (dolar AS) pada triwulan kedua 2020. Nilai pinjaman yang merupakan rekor tertinggi itu untuk penanganan pandemi virus corona Covid-19 yang anggarannya terus melonjak.
Seperti diberitakan dari BBC News, Selasa, 5 Mei 2020, jumlah ini lebih dari lima kali rekor triwulanan sebelumnya, yang ditetapkan pada puncak krisis keuangan tahun 2008. Jumlah pinjaman Negeri Paman Sam tahun lalu mencapai US$ 1,28 triliun.
Dengan tambahan US$ 3 triliun itu, total utang pemerintah AS mendekati US$ 25 triliun
Baca Juga: Covid-19 di Amerika Serikat Tembus Angka 1 Juta
Paket pinjaman senilai US$ 3 triliun yang sudah mendapat persetujuan itu, mencakup pendanaan kesehatan dan pembayaran langsung. Dengan tambahan US$ 3 triliun itu, total utang pemerintah AS mendekati US$ 25 triliun. Sebelumnya pinjaman baru itu diperkirakan mencapai lebih dari US$ 3 triliun, yang menunjukkan dampak dari Covid-19 terhadap perekonomian AS sangat besar.
Paket pinjaman tersebut diperkirakan bernilai sekitar 14 persen dari perekonomian AS. Pemerintah AS juga memutuskan untuk memperpanjang batas waktu pembayaran pajak menjadi 15 Juli dari sebelumnya 15 April 2020 di tengah wabah Covid-19.
Diskusi tentang bantuan lebih lanjut masih berlanjut. Anggota dewan dari Partai Republik menyatakan keprihatinannya tentang dampak Covid-19 yang membuat banyak anggaran harus keluar sehingga menambah beban utang pemerintah.
Amerika Serikat mengajukan pinjaman dengan menjual obligasi pemerintah. Secara historis, pemerintah AS hanya menikmati bunga yang relatif rendah karena utang dipandang sebagai risiko yang relatif rendah oleh investor di seluruh dunia.
Baca Juga: Lima Fakta Kasus Covid-19 di Amerika Serikat
Bahkan sebelum ada wabah Covid-19, beban utang pemerintah telah naik ke tingkat yang banyak ekonom berpendapat berisiko untuk pertumbuhan jangka panjang, Sebab, negara menghabiskan lebih banyak dari yang dibutuhkan.[]