Ancaman dan Tips Hindari Cabin Fever Saat Covid-19

Cabin Fever, yaitu emosi atau perasaan sedih muncul akibat terlalu lama terisolasi di dalam rumah selama pandemi Covid-19.
Juru bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Utara dr Aris Yudhariansyah. (Foto: Pemprov Sumut/Tagar)

Medan - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Sumatera Utara mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai munculnya permasalahan Cabin Fever, yaitu emosi atau perasaan sedih muncul akibat terlalu lama terisolasi di dalam rumah atau pun tempat tertentu selama masa pandemi.

Juru bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Utara dr Aris Yudhariansyah mengatakan tanpa penanganan tepat gejala Cabin Fever akan sulit dikontrol.

Jangan remehkan berbagai kegiatan itu, sebab bisa mengobati perasaan rindu dunia luar akibat Covid-19.

"Ada beberapa gejala Cabin Fever, di antaranya kegelisahan, turunnya motivasi, mudah tersinggung, mudah putus asa, sulit berkonsentrasi, tidur tidak teratur, sulit bangun dari tidur, lemah, lesu sulit percaya dengan orang lain, tidak sabaran, merasa sedih dan depresi. Inilah yang harus dihilangkan dalam diri," kata dr Aris dalam keterangan pers di Media Center Gugus Tugas di Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Pangeran Diponegoro, Medan, Sabtu 2 Mei 2020.

selama masa pendemi Covid-19.Aris menyampaikan beberapa tips yang dapat dilakukan warga untuk mengatasi Cabin Fever. Berikut ini sampaikan tips bagaimana untuk mencegah Cabin Fever selama masa pendemi Covid-19.

"Pertama, yaitu membawa dunia luar ke dalam rumah, seperti membuka jendela untuk menghirup udara luar, memberi makan hewan di luar rumah, termasuk burung dan kucing serta menanam bunga yang bisa membawa wangi dunia luar ke dalam rumah. Jangan remehkan berbagai kegiatan itu, sebab bisa mengobati perasaan rindu dunia luar akibat Covid-19," ucap Aris.

Kedua, caranya, agar selalu membuat rutinitas yang bisa menjaga jadwal sehari-hari, misalnya tetaplah bangun pagi, mandi di pagi hari supaya tubuh dan pikiran tetap terjaga. Kemudian bekerja di depan laptop layaknya sedang berada di kantor.

"Tapi ingatlah jam istirahat, jangan malah bekerja dari rumah membuat lupa dengan jam istirahat," tuturnya.

Ketiga, selalu menjaga komunikasi karena kekuatan komunikasi di tengah masa darurat Covid-19 ini bisa membuat orang merasa tidak sendirian. Berbicara dengan teman juga dianggap sebagai cara ampuh untuk mencari solusi dari segala masalah yang dihadapi dengan adanya internet dan teknologi.

"Kita tetap bisa bertatap muka dan mengobrol dengan sahabat ataupun keluarga di luar kota. Menjaga otak tetap sibuk bisa melawan rasa bosan dan kegelisahan, akibat yang mungkin dirasakan selama berdiam diri di rumah," katanya.

Berdasarkan data Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumatera Utara, jumlah Pasien status PDP sebanyak 162 orang, pasien positif berdasarkan swab atau PCR berjumlah 117 orang, 41 orang sembuh dan yang meninggal dunia berjumlah 13 orang.

"Mari kita yang berada di rumah, tetap berada di rumah dan jangan bepergian. Kita bisa pulihkan Sumut yang kita cintai ini karena kita punya tekad menyelamatkan keluarga kita dan lingkungan kita," tuturnya. []

Berita terkait
Perwal Medan Lawan Covid, Warga Wajib Pakai Masker
Peraturan Wali Kota Karantina Kesehatan dalam rangka memutus Covid- 2019 di Kota Medan resmi diberlakukan.
Riwayat Kesehatan Bayi Suspek Covid-19 di RSUP Medan
Bayi berusia 40 hari, suspek Covid-19 di RSUP Haji Adam Malik Medan, sejak lahir ternyata mengalami gangguan pernapasan.
Pasien Suspek Corona asal Sibolga Meninggal di Medan
Satu orang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kota Sibolga meninggal dunia di Rumah Sakit Martha Friska Medan.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.