Amien Rais dan Target Pembunuhan Empat Pejabat

Akademisi mendorong polisi memanggil Amin Rais untuk dimintai klarifikasi terkait rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara.
Massa melakukan penyerangan terhadap polisi saat terjadi kerusuhan di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakarta, Rabu (22/5/2019). (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Jakarta - Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona, mendorong polisi memanggil Amin Rais untuk dimintai klarifikasi terkait rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara.

"Menurut saya, tepat jika Polisi memanggil Amien Rais untuk meminta klarifikasi, sebab sejak awal, Amien Rais selalu menyerang KPU, Polri dan lembaga-lembaga penyelenggara pemilu dengan narasi-narasi yang menjurus pada ancaman," kata Mikhael Raja Muda Bataona kepada Antara di Kupang, dikutip Antara, Rabu 29 Mei 2019.

Dia mengemukakan pandangan itu, berkaitan dengan perlu tidaknya Polri memanggil Amien Rais sebagai pencetus people power, dan terungkapnya rencana pembunuhan terhadap empat pejabat negara pasca-reaksi 22 Mei.

Mikhael Raja Muda BataonaAkademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Mikhael Raja Muda Bataona. (Foto: Antara/Bernadus Tokan)

Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian membeberkan nama empat tokoh nasional yang mendapat ancaman akan dibunuh oleh perusuh aksi kerusuhan 22 Mei 2019.

"Mereka (pelaku) menyampaikan nama, satu Pak Wiranto, kedua Pak Luhut Menko Maritim, ketiga Pak Ka-BIN (Kepala Badan Intelijen Negara), keempat Pak Gories Mere," kata Tito di kantor Kemenpolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Selasa 28 Mei 2019.

Tito mengatakan, informasi itu didapat langsung dari empat pelaku yang sudah ditangkap. Keempat pelaku itu yakni HK, AZ, IR dan TJ.

Mikhael Raja Muda Bataona mengatakan, sejak awal Amien Rais selalu menyerang KPU, Polri dan lembaga-lembaga penyelenggara pemilu dengan narasi-narasi yang menjurus pada ancaman.

"Sejak awal, Amien Rais selalu menyerang KPU, Polri dan lembaga-lembaga penyelenggara pemilu dengan narasi-narasi yang menjurus pada ancaman. Bahwa jika pemilu tidak sesuai target mereka yaitu kemenangan Paslon 02 maka pemilu pasti curang, dan itu semua lembaga akan berhadapan dengan rakyat yaitu people power," katanya.

Menurut dia, inilah titik krusial dari pernyataan tersebut, sebab unjuk rasa berdarah dan pembakaran di mana-mana sudah terjadi di Jakarta, dan berdampak tidak hanya korban nyawa tapi juga perekonomian bangsa yang terganggu.

Bahkan nilai tukar rupiah pun sempat drop gara-gara buruknya sentimen pasar terhadap rupiah, kata pengajar ilmu komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unika itu.

"Artinya bahwa, semua yang terjadi menjelaskan bahwa seruan people power adalah sumber awal terjadinya kericuhan tersebut," katanya.

Kondisi ini disebabkan karena massa yang tidak lagi percaya kepada KPU dan Bawaslu coba memaksakan kehendak, dengan cara-cara populisme atau kekuatan massa. "Ini jelas berbahaya," katanya.

Baca juga:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.