Teheran – Iran, 21 Desember 2020, memperingatkan Amerika Serikat (AS) agar tidak "menyulut api" dengan menuduh Iran setelah serangan roket terhadap Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Ibu Kota Irak, Baghdad.
Delapan roket mendarat di kedutaan itu pada hari Minggu, 20 Desember 2020, melukai seorang penjaga keamanan Irak. Baghdad mengatakan serangan itu dilakukan oleh apa yang disebutnya "kelompok terlarang".
Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyalahkan milisi yang didukung Iran atas insiden tersebut.
Sedangkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, mengutuk pernyataan Pompeo.
Khatibzadeh mengatakan, ia yakin pemerintah Irak akan menemukan para pelaku dan mereka yang memerintahkan serangan ke Zona Hijau Baghdad itu. Ia memperingatkan rezim Amerika agar tidak memulai keributan dan mengobarkan konflik pada hari-hari ini."
Khatibzadeh juga mengecam Kanada karena mengatakan akan memulai penyelidikan sendiri atas jatuhnya pesawat penumpang Ukraina hampir setahun lalu. Bencana itu menewaskan 176 orang di dalamnya, banyak dari mereka warga Kanada. Iran mengaku menembak jatuh pesawat itu, disebabkan oleh kesalahan manusia.
Kanada membentuk tim forensik sendiri untuk memeriksa bukti dan informasi, dan baru-baru ini mempertanyakan penyelidikan Iran atas masalah tersebut. Menurut Khatibzadeh, Kanada menggunakan kesedihan para korban untuk tujuan politik dalam negeri (ka/ab)/voaindonesia.com. []