Sanksi Amerika Serikat Hambat Akses Iran Dapat Vaksin Corona

Presiden Iran, Hassan Rouhani, katakan sanksi AS persulit Iran beli obat-obatan dan pasokan kesehatan dari luar negeri termasuk vaksin virus corona
Presiden Iran, Hassan Rouhani, dalam pertemuan di Teheran, Iran, Rabu, 9 Desember 2020 (Foto: voaindonesia.com/Kantor Kepresidenan Iran).

Teheran - Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan, 9 Desember 2020, sanksi-sanksi Amerika Serikat (AS) mempersulit Iran untuk membeli obat-obatan dan pasokan kesehatan dari luar negeri, termasuk vaksin virus corona (Covid-19) yang diperlukan untuk mengatasi wabah di negara dengan pandemi yang terburuk di Timur Tengah itu.

Laporan situs independen, worldometer, tanggal 12 Desember 2020, pukul 11.00 WIB, menunjukkan jumlah kasus virus corona di Iran mencapai 1.092.407 dengan 51.727 kematian. Iran ada di peringkat ke-15 dunia dan peringkat ke-3 di Asia.

Pemerintahan Donald Trump telah memberlakukan sanksi yang melumpuhkan pada sektor perbankan Iran serta industri minyak dan gasnya sejak AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dengan negara-negara besar dunia pada 2018.

Sementara Amerika Serikat bersikeras menyatakan bahwa obat-obatan dan barang-barang bantuan kemanusiaan dibebaskan dari sanksi-sanksi itu, pembatasan perdagangan telah membuat banyak bank dan perusahaan di berbagai penjuru dunia ragu untuk berbisnis dengan Iran, karena takut akan mendapat hukuman dari Washington. Negara ini juga terputus dari sistem perbankan internasional, sehingga sulit untuk mentransfer pembayaran.

“Rakyat kami harus tahu bahwa untuk tindakan apa pun yang kami rencanakan untuk mengimpor obat-obatan, vaksin, dan peralatan, kami harus mengutuk Trump ratusan kali,” kata Rouhani seperti dikutip oleh kantor berita pemerintah IRNA.

Ia mengatakan bahkan transaksi sederhana untuk membeli obat dari negara lain pun telah menjadi sangat sulit dan perlu “berpekan-pekan'' untuk mentransfer dana.

Rouhani mengatakan pihak berwenang tetap melakukan apa yang mereka bisa untuk membeli vaksin dari luar negeri, dan berharap dapat mengirimkannya ke orang-orang berisiko tinggi sesegera mungkin.

Pekan lalu, Iran mengatakan sedang mengembangkan vaksin buatannya sendiri, dengan pengujian pada pasien manusia diperkirakan akan mulai berlangsung bulan depan. Iran berencana untuk membeli 20 juta dosis vaksin dari luar negeri, untuk penduduknya yang berjumlah lebih dari 80 juta orang.

Iran telah melaporkan lebih dari 50.000 kematian akibat virus corona dari lebih dari satu juta kasus yang dimilikinya.

Pihak berwenang enggan memberlakukan lockdown seperti yang dilakukan di negara-negara lain di kawasan itu, sebagian karena kekhawatiran langkah itu akan memperburuk krisis ekonomi yang sudah parah.

Sanksi-sanksi yang diberlakukan Barat telah berkontribusi pada anjloknya mata uang negara itu dalam beberapa tahun terakhir. Harga barang-barang kebutuhan pokok melonjak sehingga mempersulit kehidupan banyak warganya (ab/uh)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Jumlah Kasus Virus Corona di Iran Tembus 1 Juta
Iran jadi negara keempat belas di dunia yang melaporkan jumlah kasus virus corona tembus 1 juta yaitu 1.003.494
Presiden Iran Hassan Rouhani dan Kebijakan Corona
Hassan Rouhani menyatakan negerinya menghadapi kasus virus corona Covid-19 dengan persatuan. Ini kebijakan dan profil Presiden Iran tersebut.
Tiap 10 Menit 1 Meninggal di Iran karena Corona
Wabah Covid-19 di Iran menyebabkan 1 kematian warga setiap 10 menit, jumlah kematian terkait corona di Iran mencapai 1.284
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.