Aliansi Mubaligh Perekat Umat Ajak Masyarakat Hadapi Pemilu dengan Damai dan Riang Gembira

Ketua Aliansi Mubaligh Perekat Umat, Gus Sholeh Marzuki, mengajak semua pihak menghindari adanya konflik antar masing-masing pendukung kandidat.
Ketua Aliansi Mubaligh Perekat Umat, Gus Sholeh Marzuki

TAGAR.id, Jakarta - Peredaran informasi hoaks, ujaran kebencian dan SARA berpelung meningkat seiring dengan dimulainya tahapan kampanye Pemilu 2024 per hari ini, Selasa, 28 November 2023.

Ketua Aliansi Mubaligh Perekat Umat, Gus Sholeh Marzuki, mengajak semua pihak menghindari adanya konflik antar masing-masing pendukung kandidat Pemilu 2024.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk menghadapi Pemilu 2024 dengan riang gembira sehingga dapat memperkuat serta mempererat persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.

"Maka buat tim sukses mari gunakan pemilu dengan riang gembria. Jauhilah isu khususnya yang kaitan dengan agama, sebab masalahnya akan fatal, karena berkaitan dengan dogma," kata Gus Sholeh dalam keterangannya hari ini.

Dia menjelaskan, penggunaan isu SARA, ujaran kebencian hingga berita-berita hoaks, hanya akan merusak hubungan satu sama lain antar masyarakat sehingga timbulnya konflik horizontal.

Ia berharap ada peran yang lebih masif dalam hal ini istitusi Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dalam mencegah peredaran informasi-informasi yang mengarah kepada upaya perpecahan.

"JIka tak ada tindakan, seakan isu-isu hoaks ini dilempar terus tanpa ada tindakan dari Polri maupun yang terkait, maka bisa dianggap kebenaran, maka diyakini masyarakat. Nah inilah awal konflik akan terjadi," kata dia.

Ditegaskannya, jalan satu-satunya bagi para kontestan Pemilu senantiasa dapat memberikan edukasi kepada tim suksesnya agar menghindari hoaks, ujaran kebencian, isu SARA.

"Rakyat kita itu sederhana, seperti jam bandul, yakni bila yang atas melakukan tindakan yang menimbulkan polemik, maka yang di bawah sangat kencang geraknya," ungkap Gus Sholeh.

Ia juga mengimbau kepada para elit politik untuk tidak melakukan manuver-manuver politik sempit yang membuat situasi berpeluang semakin gaduh dengan keputusan-keputusan politik yang dibuatnya.

"Jadi, hendaklah para elit politik di tahun politik ini jangan mengumbar ucapan multitafsir, karena akan timbul pro kontra, terus digoreng, akhirnya jadi masalah," tambah dia.

Buat elit politik, jangan jadikan ini untuk kepentingan sesaat, tetapi kedamaian negara dan bangsa ini adlah utama dengan landasan kemanusiaan, dan jadikan itu di atas segalanya.

Lebih lanjut, para elit politik harus mengedepankan sikap yang memberikan contoh baik kepada masyarakat demi terciptanya kedamaian yang berlandaskan kemanusiaan dalam negara ini.

"Maka saya mengimbau kepada semuanya, terutama pada presiden, menteri dan elit partai, mari kita jaga Indonesia, Pemilu 2024 ini bukan main-main, ini baru pertama kali terjadi dalam sejarah INdonesia bila elit pemerintah dan politik tidak bijaksana memutuskan maka akan berakibat di bawahnya," pungkasnya.[]

Berita terkait
Pemilu 2024 Riang Gembira Tanpa Hoaks, Ujaran Kebencian dan Polarisasi
Gelaran Pemilu 2024 mendatang diharapkan dapat berjalan dengan aman, dan damai.
Marak Hoaks Jelang Pemilu, Yanuar Prihatin Minta Penegak Hukum Bentuk Badan Anti Hoaks
Anggota Komisi II DPR RI Yanuar Prihatin meminta ada perhatian khusus pada potensi penyebaran hoaks di media sosial pada Pemilu 2024.
Pemilu 2024 Gelanggang Adu Ide dan Gagasan, Bukan Hoaks dan Ujaran Kebencian Lagi
Pemilu 2024 menjadi gelanggang pertarungan ide dan gagasan bukan lagi hoaks dan ujaran kebencian karena SARA.