Alasan Perang Dagang Lebih Bahaya dari Virus Corona

Rektor UI, Profesor Ari Kuncoro lebih mengkhawatirkan dampak perang dagang ketimbang wabah virus corona.
Rektor Universitas Indonesaia (UI), Profesor Ari Kuncoro mengkhawatirkan dampak dari perang dagang yang memperebutkan hegemoni Eropa, Amerika Serikat dan China atas perdagangan internasional dibandingkan dengan dampak penyebaran virus Corona.(Foto: staff.ui.ac.id).

Depok- Bagi Rektor Universitas Indonesia (UI), Profesor Ari Kuncoro, dampak perang dagang lebih berbahaya dari wabah virus corona atau COVID-19. Untuk itu, ia lebih mengkhawatirkan dampak perang dagang yang memperebutkan hegemoni Eropa, Amerika Serikat dan China atas perdagangan internasional.

Namun Ari enggan menjabarkan secara detail ketika ditanya, apakah penyeberan virus corona yang awalnya terdeteksi di Wuhan, Provinsi Hubei, China saat ini merupakan dampak dari perang dagang. "Kalau virus Corona sifatnya hanya sementara," katanya usai acara Bincang Seru Mahfud MD di Universitas Indonesia, Depok, Senin, 17 Februari 2020 seperti dikutip dari Antara.

Ari menambahkan dampak dari perang dagang tersebut tentunya akan berpengaruh ke negara seperti Indonesia jika tidak siap. Namun menurutnya, Indonesia memiliki keuntungan karena punya pasar domestik yang kuat. “Kita kalau nggak siap bisa kena dampaknya. Tapi keuntungan kita adalah punya pasar domestik yang lebih besar,” ujarnya.

PMI MaskerPetugas mendorong troli bermuatan kardus yang berisi masker bantuan dari PMI pusat yang baru tiba di Bandara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa 4 Februari 2020. Sebanyak 20 ribu masker bantuan tersebut nantinya akan dibagikan untuk warga sebagai antisipasi tertular virus Corona, dikarenakan Batam dan Natuna menjadi lokasi transit dan observasi bagi 238 orang WNI dari Wuhan, Hubei, China. (Foto: Antara/M Risyal Hidayat)

Kalau industri Tiongkok melambat, kita juga kena imbasnya.

Ari juga membantah bahwa virus Corona membuat Tiongkok lumpuh karena dampaknya hanya bersifat sementara. “Virus corona ini sifatnya hanya sementara, nanti ada lagi yang lain lagi,” ujarnya.

Meski demikian, Ari khawatir jika industri Tiongkok melambat. Sebab hal tersebut akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia. “Indonesia sangat tergantung karena ekspor kelapa sawit dan minyak sawit dan barang industri banyak dari China. Jadi kalau industri Tiongkok melambat, kita juga kena imbas,” ucapnya.

Oleha karena itu Arif mengimbau Indonesia harus mencari alternatif agar tidak terus bergantung pada Tiongkok. "Kita harus cari alternatif dengan seluruh kemampuan anak negeri. Sebab jika industri China terganggu, Indonesia akan kena dampak," jelasnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Ekspor Sawit RI Tak Berdaya Lawan Virus Corona
Ekspor kelapa sawit ke China pada Februari 2020 ternyata hanya 84.000 ton karena imbas wabah virus corona.
BPS Ingatkan Pemerintah Waspada Dampak Virus Corona
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan seluruh negara, tak terkecuali Indonesia perlu mewaspadai dampak ekonomi virus corona.
Mencemaskan, Indonesia Siaga Darurat Virus Corona
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto menyatakan Indonesia saat ini siaga darurat virus corona dari Wuhan, China.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.