TAGAR.id, Jakarta - Kesehatan mental anak tidak boleh diabaikan oleh seluruh orang tua, terutama di masa pandemi Corona sekarang ini. Ini sangat penting untuk membentuk karakter sang buah hati hingga mereka dewasa nanti.
"Gangguan mental pada usia anak hingga remaja dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan mereka termasuk menyebabkan masalah pada perilaku, gangguan emosional dan sosial, gangguan perkembangan dan belajar, gangguan perilaku makan dan kesehatan, hingga gangguan relasi dengan orang tua," kata Psikolog Anak dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPKI) Annelia Sani Sari, dalam diskusi virtual '#HalloTalks: Gangguan Mental pada Anak, Musuh yang Tak Terlihat', Kamis, 23 Juli 2020.
Menurut Anne, kesehatan mental anak menjadi bagian penting yang harus diperhatikan karena ini akan mempengaruhi kehidupan sosial mereka.
Yang paling penting sebenarnya anak yang sehat mental itu dia mampu untuk belajar dari kegagalan.
"Tidak seperti gangguan kesehatan lainnya, tanda-tanda gangguan kesehatan mental, terlebih pada anak, cenderung sulit untuk dilihat. Sehingga, penting bagi orang tua untuk lebih peka terhadap perubahan perilaku anak dan memberikan penanganan sejak dini, guna meminimalisasi risiko jangka panjang saat anak tumbuh dewasa," ucap Anne.
Menurut Anne, bila kesehatan mental anak terjaga dengan baik, pastinya sang buah hati akan memiliki karakter yang positif. Jadi, itulah alasannya mengapa orang tua harus menjaga kesehatan mental sang buah hati.
"Dia akan dapat beradaptasi dengan berbagai keadaan dengan tantangan kehidupan kita yang makin macam-macam ini. Maka, kemampuan adaptasi ini adalah suatu hal yang sangat penting," ujar dia.
Anne menuturkan anak bisa dikatakan sehat secara mental bila dia mempunyai kapasitas untuk memulai dan mempertahankan relasi pribadi yang menyenangkan.
"Jadi dia bisa menjalin hubungan baik dengan orang dewasa, teman-teman seusianya seperti itu dengan menyenangkan. Memiliki kemampuan untuk bermain dan belajar yang sesuai dengan usia dan perkembangan kecerdasannya, memiliki pemahaman moral tentang benar, salah, baik, dan buruk," tuturnya.
Kata dia, anak yang kesehatan mentalnya terjaga tentu mereka bisa memanfaatkan waktu luang dan mampu bersosialisasi dengan lingkungan dengan baik.
"Dia gak gampang bosan, kalaupun bosan dia akan cari cara bagaimana mengatasi kebosanannya. Lalu anak yang sehat mental mampu berempati dan mengenali emosi yang dirasakan orang lain, perkembangan emosi intelektual dan spiritualnya juga selaras seperti itu. Yang paling penting sebenarnya anak yang sehat mental itu dia mampu untuk belajar dari kegagalan," kata Anne.
Sebelumnya, menurut hasil Riskesdas 2018 mencatat bahwa prevalensi gangguan mental emosional remaja usia di atas 15 tahun meningkat menjadi 9,8 persen dari yang sebelumnya 6 persen di tahun 2013. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mencatat 15 persen anak remaja di negara berkembang berpikiran untuk bunuh diri, di mana bunuh diri merupakan penyebab kematian terbesar ketiga di dunia bagi kelompok anak usia 15-19 tahun. []
Baca Juga:
- Tips Menjaga Kesehatan Anak Selama Pandemi Corona
- Perlunya Vaksinasi Anak dan Dewasa di Tengah Pandemi