Alasan Nadiem Makarim Libatkan Sampoerna dan Tanoto

Usai minta maaf, Nadiem Makarim tetap ingin memasukkan Yayasan Putera Sampoerna dan Yayasan Tanoto sebagai peserta POP.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menyampaikan Program dan Kebijakan Pendidikan Tinggi bertajuk Merdeka Belajar: Kampus Belajar di Gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (24/1/2020). (Foto: Antara/Aprillio Akbar)

Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim tetap ingin memasukkan Yayasan Putera Sampoerna dan Yayasan Tanoto sebagai peserta Program Organisasi Penggerak (POP). Hal ini disampaikan Nadiem Makarim usai meminta maaf dan memutuskan kedua yayasan milik perusahaan raksasa itu tak menerima dana hibah dari pemerintah.

"Mengenai Putera Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation, sepeser pun mereka tak menerima dana dari APBN, namun mereka tetap bergabung dalam program ini agar kita bisa belajar pengalaman mereka," kata Nadiem Makarim dalam webiner soal Kebijakan PPDB yang disiarkan langsung oleh kanal Youtube Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Rabu, 29 Juli 2020. 

Baca juga:

Tadi malam, Nadiem Makarim meminta maaf atas kebijakan POP yang memicu polemik. Secara khusus, Nadiem Makarim meminta maaf kepada organisasi kemasyarakatan Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang kecewa dan memutuskan keluar dari POP.

"Dengan penuh rendah hati saya mohon maaf," kata Nadiem Makarim seperti disiarkan Youtube Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, Selasa, 28 Juli 2020.

Program ini merupakan kebijakan Kemendikbud untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan dengan melibatkan peran ormas yang bergerak di bidang pendidikan. Dari hasil saring melalui riset, Kemendikbud menerima 156 organisasi peserta POP. 

Organisasi ini akan menerima dana dukungan dari pemerintah mulai dari 1 miliar hingga 20 miliar per tahun. Tanoto Foundation dan Yayasan Putra Sampoerna juga tercatat mendapatkan dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara. 

NU dan Muhammadiyah kemudian keluar dari POP disusul oleh PGRI. Kemendikbud dinilai tak menggunakan kriteria yang jelas dalam menyeleksi peserta POP.

Atas polemik ini, Nadiem menghentikan sementara proses POP pekan lalu. Ia mengevaluasi isu kelayakan penerima hibah POP dan memutuskan Tanoto Foundation dan Yayasan Putra Sampoerna tak menggunakan APBN.

Mantan bos Gojek ini berharap putusan ini dapat menjawab kecemasan masyarakat. Ia menegaskan hibah sepenuhnya dialihkan ke organisasi yang lebih membutuhkan.

Nadiem tak lupa menyampaikan terima kasih kepada masyarakat dan ormas yang telah memberikan kritik dan saran terhadap POP. 

"Saya juga mengucapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak NU dan Muhammadiyah dan PGRI. Ketga organisasi ini telah berjasa di dunia pendidikan, bahwakn jauh sebelum negara ini berdiri, tanpa pergerakan mereka dari sabang sampai merauke, identitas budaya dan misi dunia pendidkan di indonesia tak akan terbentuk," ujar Nadiem Makarim.[]

Berita terkait
Nadiem Makarim: Dengan Rendah Hati Saya Minta Maaf
Nadiem Makarim meminta maaf kepada Muhammadiyah, NU dan PGRI yang kecewa dan memutuskan keluar dari peserta POP.
Anak Segudang Prestasi Ditolak Sistem PPDB Jakarta
Aristawidya Maheswari, anak peraih penghargaan seni lukis tingkat daerah dan nasional juga ditolak di jalur prestasi PPDB 2020.
Adian Napitupulu: Jokowi Pasti Lakukan Reshuffle
Adian Napitupulu berkata pemerintah dan masyarakat membutuhkan komposisi menteri yang mampu bekerja menyikapi krisis akibat pandemi Covid-19.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.