Alasan Jogja Anti Kriminal Ingin Punya Ambulans Gratis

Komunitas Jogja Anti Kriminal hadir di tengah-tengah masyarakat. Keberadaannya ingin mewujudkan Kota Gudeg aman dan nyaman jauh dari kriminalitas.
Kegiatan Jogja Anti Kriminal pada Jumat Berkah part 6 bersama kaum ibu-ibu. (Foto: Istimewa)

Sleman - Komunitas Jogja Anti Kriminal (JAK) hadir di tengah-tengah masyarakat Yogyakarta. Keberadaan mereka tak lain untuk mewujudkan Kota Gudeg aman dan nyaman dari tindak pidana kriminalitas.

Sejak beberapa tahun lalu, angka kriminalitas di Yogyakarta terus naik. Khususnya kenakalan remaja di jalanan yang saat ini akrab disebut klitih semakin meresahkan warga.

Melihat banyaknya korban yang berjatuhan, membuat Heru Suryo akhirnya mendirikan komunitas JAK. “Tepatnya pada 2 Februari 2020 lalu JAK resmi berdiri,” kata Heru pendiri JAK saat berbincang dengan wartawan, Minggu, 6 Desember 2020.

Baca Juga:

Setiap malam hingga dini hari, Heru bersama anggota relawan lainnya menyisiri sudut-sudut Yogyakarta. Sedini mungkin, pihaknya harus mencegah adanya aksi kriminalitas.

Biasanya, kejahatan yang marak terjadi di Yogyakarta pada malam hari seperti pembegalan, perampasan, pencurian dan kejahatan jalanan tanpa motif alias klitih. Namun, terkadang pergerakan para pelaku juga tidak tertebak. Tiba-tiba kejahatan itu telah terjadi. Bahkan sampai melukai korban.

Jogja Anti KriminalKomunitas Jogja Anti Kriminal melakukan aksi sosial bagi-bagi nasi gratis di Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

Oleh sebab itu, Heru ingin, komunitas JAK hadir di setiap kejadian kriminalitas maupun peristiwa kecelakaan yang terjadi. Pasalnya, korban pasti membutuhkan pertolongan darurat. "Harapan saya, komunitas ini bisa hidup dan berkontribusi bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan. Ternyata kenyataan tak seindah harapannya,” ujar Heru.

Sepenggal perkataan Heru tersebut ternyata memiliki makna yang cukup dalam. Heru melanjutkan jika membantu korban di lapangan saja tidak cukup.

Harapan saya, komunitas ini bisa hidup dan berkontribusi bagi orang lain yang membutuhkan pertolongan.

Heru mencontohkan, jika pihaknya mendapati korban kekerasan di jalanan atau korban kecelakaan lalu lintas yang membutuhkan penanganan medis, langkah selanjutnya adalah membawa korban ke rumah sakit.

Mobil ambulans yang katanya digunakan untuk membawa pasien dalam kondisi gawat darurat pun, sering kali sulit saat dimintai pertolongan. Akan ada banyak pertanyaan sebelum petugas ambulan datang. “Padahal keselamatan korban adalah hal yang penting. Banyak kasus orang meninggal gara-gara mobil ambulan telat datang atau sulit dihubungi,” ujar Heru.

Baca Juga:

Berangkat dari hal tersebut, Heru berharap JAK bisa memiliki mobil ambulans sendiri. Saat ini, pihaknya masih merancang pengadaan ambulans untuk mempercepat penanganan. Mobil ambulans ini, nantinya bisa digunakan untuk membantu banyak orang saat membutuhkan pertolongan darurat.

Selain menyisir rawan kriminalitas pada jam-jam rawan, JAK juga aktif berbagi kegiatan sosial. Salah satunya pemberian nasi gratis bagi warga yang membutuhkan. Aksi sosial ini murni kesadaran anggota dalam rangka meringankan beban warga. []

Berita terkait
Dua Terduga Klitih Bawa Celurit Dihajar Warga di Sleman
Dua terduga klitih bawa celurit yang masih di bawah umur tertangkap menjadi bulan-bulanan warga di Sleman, Yogyakarta. Kini sudah ditangani polisi.
Kata Polisi soal Terduga Klitih Babak Belur di Bantul
Seorang remaja terduga klitih babak belur setelah diamuk massa di Bantul, Yogyakarta. Kini pria tersebut menjalani perawatan di rumah sakit.
Tiga ABG Klitih Buang Celurit di Sekitar Masjid Agung Bantul
Petugas dan warga menangkap tiga terduga klitih di Bantul. Sebelum tertangkap, mereka membuang celurit di jalan. Kasus ditangani Polres Bantul.
0
Kapolri: Sinergitas TNI-Polri Harga Mati Wujudkan Indonesia Emas 2045
Kapolri menekankan penguatan sinergitas TNI-Polri menjadi salah satu kunci utama dalam menyukseskan dan mewujudkan visi Indonesia Emas.